HOLOPIS.COM, JATIM – KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara) Marsekal Fadjar Prasetyo memastikan bahwa tiga pesawat tempur TNI AU yakni dua pesawat F-16 dan satu pesawat T-50 sudah memiliki kemampuan yang luar biasa.
Hal itu disampaikan Fadjar Prasetyo saat kunjungan Presiden RI Jokowi (Joko Widodo) meninjau alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI di Pangkalan TNI AU Iswahjudi, Kabupaten Magetan.
Fadjar Prasetyo pun menjelaskan, dua F-16 yang ditampilkan adalah F-16 C/D dan F-16 AM/BM. Sedangkan untuk beberapa pesawat F-16 AM/BM telah mengalami peningkatan kemampuan.
“Sama-sama F-16, tapi keduanya berbeda kemampuan karena F-16 AM/BM yang di tengah itu sudah mengalami peningkatan kemampuan avionic dan struktur. Kami menamakan dengan F-16 EMLU. Rencana akan 10 pesawat, sekarang 7 pesawat,” kata Fadjar dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (8/3).
Dengan peningkatan kemampuan tersebut, Fadjar memastikan bahwa pesawat F-16 AM/BM mampu melaksanakan pertempuran dengan amunisi cerdas atau smart munition, berpandu, dan bisa melaksanakan beyond visual range. Sementara, pesawat F-16 C/D lebih konvensional dan rencananya akan ditingkatkan juga kemampuannya.
“Ini kami sangat harapkan karena sambil mengisi kedatangan pesawat Rafale yang akan tiba di tahun 2026 ini,” imbuhnya.
Adapun pesawat T-50 adalah pesawat buatan Korea yang digunakan untuk melatih penerbang-penerbang tempur di awal karirnya. Menurut KSAU, pesawat T-50 tersebut memiliki persenjataan yang cukup mumpuni karena telah dilengkapi dengan radar dan gun yang sebelumnya tidak ada.
“Dengan pertimbangan apabila dibutuhkan memerlukan radar akhirnya kami lengkapi dengan radar. Dan radar di T-50 ini karena terakhir pemasangan lebih canggih dibanding F-16 tapi setelah peningkatan akan lebih baik lagi,” terangnya.
Selain meninjau kesiapan pesawat tempur, Presiden Jokowi juga menyaksikan penampilan atraksi udara. Sejumlah pesawat udara dan helikopter melakukan aksi pelepasan bantuan dari udara.
“Kami melaksanakan kegiatan dropping ini bisa digunakan operasi perang maupun operasi militer selain perang,” jelasnya.