HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi (Joko Widodo) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, di Melbourne Convention and Exhibition Centre (MCEC), Melbourne, Australia.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak saling menyampaikan komitmen untuk memperkuat kerja sama strategis di kawasan Indo-Pasifik.
“Australia adalah mitra strategis Indonesia dan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik, kawasan tempat kita berbagi masa depan serta tanggung jawab bersama menjaga stabilitas,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (5/3).
Jokowi menekankan setidaknya ada empat poin utama yang diperlukan untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Australia. Dimana mulanya, Jokowi menyambut baik perkembangan kerja sama kedua negara, termasuk penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kolaborasi Kendaraan Listrik.
Sehingga, dengan kerja sama tersebut Jokowi berharap hubungan dengan Australia bukan lagi pada kompetisi antar negara, khususnya mengenai industri nikel.
“Saya harap MoU dapat segera diimplementasikan melalui pembentukan joint steering committee dan penyusunan work plan. Khusus terkait nikel saya mendorong kedua negara dapat lebih mengedepankan kolaborasi daripada berkompetisi,” ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian menekankan pentingnya kerja sama di sektor jasa keuangan dan mengumumkan rencana pembukaan kantor perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI) di Sydney.
Selain itu, Presiden juga menyambut baik penandatanganan MoU antara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan National Capital Authority pada Februari lalu.
“Saya juga ingin kembali mengundang sektor swasta Australia untuk turut serta membangun IKN,” imbuhnya.
Mantan Wali Kota Solo itu kemudian menyoroti pentingnya perluasan akses pasar untuk menciptakan perdagangan yang lebih berimbang. Sehingga, Jokowi juga menyambut baik izin impor daging dan ternak sapi dari Australia.
“Selain itu kerja sama bidang biosecurity untuk produk-produk Indonesia utamanya buah-buahan dan perikanan perlu terus didorong, utamanya terkait aspek inspeksi dan karantina,” ucapnya.