HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan bahwa Ukraina adalah bagian dari Rusia. Dalam pernyataan kontroversial tersebut, Dmitry mengatakan sebagai bagian dari Rusia, maka wilayah tersebut harus ‘dibawa pulang’.
“Salah satu mantan pemimpin Ukraina pernah mengatakan bahwa Ukraina bukanlah Rusia. Konsep itu perlu dihilangkan selamanya, Ukraina jelas merupakan Rusia,” kata Medvedev, dikutip Holopis.com, Selasa (5/3).
Sebagai Presiden Rusia di tahun 2008-2012, Dmitry Medvedev pun memuji Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet. Ia pun mendukung agar Moskow terus melanjutkan ‘operasi militer’ alias perangnya, hingga kepemimpinan Ukraina menyerah.
Tak hanya dari kata-kata, Medvedev juga berdiri di hadapan peta raksasa, yang menunjukkan ukuran Ukraina yang sangat kecil.
Terus mempromosikan keyakinannya, Medvedev mengatakan bahwa Ukraina adalah wilayah yang tak bisa dilepaskan dari Rusia. Ia berpendapat bahwa segala upaya untuk melawan itu hanya akan menemui kegagalan.
“Semua musuh kita perlu memahami fakta sederhana ini, bahwa wilayah di kedua tepi Sungai Dnipro merupakan bagian integral dari perbatasan strategis dan bersejarah Rusia,” jelasnya.
Ia pun mengaku tak setuju jika ada pembicaraan damai dengan kepemimpinan Ukraina saat ini. Ia juga mengatakan bahwa hubungan Rusia dan Amerika saat ini sudah sangat buruk, dibandingkan krisis rudal Kuba di tahun 1962.
“Situasi saat ini jauh lebih buruk dibandingkan tahun 1962. Ini adalah perang penuh melawan Rusia dengan senjata Amerika dan partisipasi khusus pasukan Amerika,” jelasnya.
Sebagai informasi, perang Rusia dan Ukraina saat ini sudah berlangsung selama 2 tahun. Eskalasi dimulai saat Rusia resmi menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022. Perang Rusia-Ukraina yang dimulai dua tahun lalu adalah serangan terbesar yang pernah terjadi di negara Eropa sejak perang dunia II.