HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo memastikan, bahwa insdustri smelter PT Freeport Indonesia yang berada di Gresik, Jawa Timur akan mulai beroperasi pada Juni 2024 mendatang.
Hal itu sebagaimana disampaikan Jokwi saat memberikan sambutan di acara Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Palembang, pada Jumat (1/3) kemarin.
Dia pun menyebut, bahwa smelter pengolahan tembaga dan emas tersebut nantinya dapat menciptakan lapangan kerja baru, dengan proyeksi tenaga kerja yang dapat diserap setidaknya sebanyak 20 ribu orang.
“Insya Allah nanti di bulan Juni pada tahun ini industri smelter PT Freeport yang akan mengolah tembaga dan mungkin juga ada emasnya berton-ton akan mulai beroperasi dan akan merekrut anak-anak muda kita,” kata Jokowi seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (2/3).
“Mungkin lebih dari 15 ribu atau 20 ribu untuk bekerja di sana,” sambungnya.
Menurutnya, beroperasinya smelter PT Freeport ini akan memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia yang tidak hanya dari sisi ketenagakerjaan. Dikatakannya, program hilirisasi ini membuat negara akan mendapatkan nilai tambah besar dari pajak maupun dividen.
Jokowi menyampaikan bahwa selama 55 tahun tembaga yang merupakan sumber daya alam Indonesia diekspor dalam bentuk mentah oleh PT Freeport. Untuk itu, Jokowi memaksa PT Freeport membangun industri smelter tembaga di Gresik.
“Bayangkan 55 tahun, dan kita tidak tahu apakah yang diekspor itu hanya tembaga atau ada emasnya. Oleh sebab itu, 9 tahun yang lalu saya paksa untuk mereka mau membangun yang namanya industri smelter,” tuturnya.
Dia mengungkapkan sulitnya membujuk PT Freeport membangun industri smelter tembaga. Kendati begitu, Jokowi tak mau Indonesia terus kehilangan nilai tambah dan kesempatan kerja akibat ekspor bahan mentah tembaga.
“Tidak mudah, mengajak mereka untuk membangun industri smelter itu karena sudah terbiasa mengirim bahan mentah, dikirim ke Jepang, ada yang dikirim ke Spanyol. Industri smelternya ada di sana,” ujar Jokowi.
“Berarti kita kehilangan nilai tambah yang pertama. Yang kedua, kita kehilangan yang namanya kesempatan kerja bagi anak bangsa,” sambung dia.
Jokowi lantas mencari cara karena sulit mendorong PT Freeport untuk membangun industri smelter. Kemudian, Jokowi meminta BUMN membeli saham mayoritas bagi PT Freeport.
“Sehingga kita sekarang memiliki saham mayoritas 51 persen. Setelah kita mayoritas, baru saya perintah BUMN-nya agar industri smelternya segera dibangun,” pungkasnya.