HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP Partai Garuda, Teddy Gusnaidi menilai bahwa ada upaya khusus terkait dengan ide hak angket yang diusulkan sejumlah kalangan termasuk Ganjar Pranowo dan PDIP.

Apalagi hak angket tersebut digulirkan pasca suara capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendapatkan suara terendah versi real count KPU sementara ini.

“Mereka tuduh telah terjadi konflik kepentingan di mana Ketua MK menyalahgunakan kekuasaan untuk meloloskan keponakannya menjadi Cawapres,” kata Teddy, Senin (26/2) seperti dikutip Holopis.com.

“Kita pakai logika yang sama, telah terjadi konflik kepentingan di mana kubu 01 dan 03 menyalahgunakan kekuasaan di DPR untuk mengubah bukti kekalahan Capres mereka menjadi tidak kalah, dan berharap bisa putaran 2,” sambungnya.

Namun tudingan semacam itu menurut Teddy tidak fair ketika para elite politik itu hanya menggunakan asumsi dan data serampangan untuk menjadikan dasar tudingan mereka bahwa pemilu telah curang dan pemerintah berpihak pada kecurangan itu.

“Mereka tidak mau menggunakan data dari saksi mereka di TPS karena mereka tahu, bahwa berdasarkan data saksi TPS, mereka kalah. Makanya mereka gunakan cara lain untuk mengakali kekalahan,” ujarnya.

Bagi Teddy, tim pemenangan dari Prabowo Gibran sama sekali tak mempersoalkan hak angket tersebut. Bahkan pihaknya mempersilakan jika Ganjar dan PDIP benar-benar menggulirkan ide tersebut.

“Kalau dibilang kenapa harus takut angket? Nggak ada yang takut, silakan saja, toh sama sekali tidak akan bisa mengubah hasil Pemilu,” tuturnya.

Ia yakin bahwa mereka yang teriak pemilu curang dan ingin menggulirkan hak angket DPR RI untuk mengupayakan penganuliran hasil pemilu, sebenarnya bisa jadi mereka lah yang selama ini berlaku curang dalam Pemilu 2024.

“Ini mau menunjukkan saja siapa sebenarnya yang curang dan memanfaatkan kekuasaan,” pungkasnya.