HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dalam kalender Islam, terdapat malam-malam istimewa yang dipenuhi rahmat dan ampunan Allah SWT. Salah satunya adalah Nisfu Syaban, yang jatuh pada tanggal 24 Februari 2024 atau bertepatan dentan malam 15 Syaban 1445 H.
Malam ini memiliki berbagai keutamaan dan menjadi momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Penjelasan Agama Islam dan Hadist tentang Nisfu Syaban
Meskipun tidak diwajibkan secara syariat, Nisfu Syaban memiliki kedudukan khusus dalam ajaran Islam. Keutamaannya didasarkan pada beberapa hadis, di antaranya:
1. Hadis dari Abu Hurairah RA yang menyebutkan bahwa pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT membuka 300 pintu rahmat dan pintu ampunan.
2. Hadis dari Ibnu Abbas RA yang meriwayatkan bahwa pada malam tersebut, Allah SWT melihat hamba-Nya dan mengampuni dosa mereka yang tidak menyekutukan-Nya dengan dosa besar.
3. Hadis dari Mu’adz bin Jabal RA yang menjelaskan bahwa pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT mengganti takdir hamba-Nya sebanyak 70 kali.
Amalan Sunnah di Malam Nisfu Syaban:
Meskipun tidak ada ibadah khusus yang diwajibkan, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan pada malam Nisfu Syaban, di antaranya:
1. Sholat Sunnah:
Memperbanyak sholat sunnah seperti sholat tahajud, sholat hajat, sholat tasbih, dan sholat lainnya.
2. Membaca Al-Qur’an:
Memperbanyak membaca Al-Qur’an dan tadarus, terutama surat Yasin dan Al-Ikhlas.
3. Dzikir dan Doa:
Memperbanyak dzikir dan doa, terutama beristighfar dan doa-doa yang dianjurkan Rasulullah SAW.
4. Meminta Ampun:
Meminta ampun atas segala dosa-dosa yang telah dilakukan.
5. Sedekah dan Berbagi:
Memperbanyak sedekah dan berbagi kepada yang membutuhkan.
6. Membaca Sholawat:
Memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
7. Berkhalwat di Masjid:
Menghabiskan malam dengan beribadah di masjid, khususnya setelah sholat Isya.
Tradisi Islam dalam Menghadapi Nisfu Syaban:
Tradisi dalam menyambut Nisfu Syaban berbeda-beda di berbagai wilayah. Namun, secara umum, umat Islam di berbagai belahan dunia seperti Indonesia, Timur Tengah, dan lainnya, memiliki beberapa tradisi bersama, di antaranya:
1. Mengadakan Sholat Berjemaah:
Masjid-masjid mengadakan sholat berjamaah khusus, seperti sholat tarawih, sholat sunnah lainnya, atau doa bersama.
2. Membaca Yasin dan Tahlil:
Masyarakat berkumpul untuk membaca surat Yasin dan tahlil bersama di masjid, rumah, atau makam.
3. Menyiapkan Hidangan:
Masyarakat menyiapkan hidangan untuk dibagikan kepada tetangga dan sanak saudara.
4. Mengadakan Pengajian:
Banyak masjid dan lembaga pendidikan Islam mengadakan pengajian khusus tentang keutamaan Nisfu Syaban.
5. Ziarah Kubur:
Beberapa masyarakat melakukan ziarah kubur untuk mendoakan orang tua dan keluarga yang sudah meninggal.
Doa Nisfu Syaban:
اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Latin : Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.
Artinya : “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”
Nah Sobat Holopis, bahwa penting untuk diingat bahwa beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat belum tentu memiliki dasar syariat yang kuat. Sebaiknya, kita berpegang pada amalan-amalan yang dianjurkan dalam agama dan menghindari hal-hal yang bid’ah atau menyimpang dari ajaran Islam.
Nisfu Syaban merupakan malam yang penuh dengan rahmat dan ampunan Allah SWT.
Momentum ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan memohon ampunan atas segala dosa-dosa.
Dengan menjalankan amalan-amalan yang dianjurkan dan menghindari bid’ah, semoga kita dapat meraih keutamaan dan keberkahan di malam Nisfu Syaban.