HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengatakan, bahwa bangsa Indonesia patut bersyukur bahwa pesta demokrasi lima tahunan atau Pemilu 2024 yang digelar Indonesia telah usai dengan lancar, aman dan damai.

“Bahwa tahapan pemilu sudah masuk ke dalam proses penghitungan suara yang dilakukan oleh lembaga penyelenggara pemilu, kita tinggal kawal agar mereka bisa bekerja secara transparan dan profesional,” kata Habib Syakur saat ditemui di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/2) seperti dikutip Holopis.com.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa saat ini masih ada beberapa kelompok dari para pihak yang terus menyuarakan narasi-narasi yang mengarah adanya praktik adu domba di tengah tahapan pemilu ini. Ia memandang bahwa narasi tersebut kerap kali datang dari kelompok atau pihak yang kalah dalam kontestasi pemilu.

“Dalam sejarah, kelompok yang kalah itu selalu menyuarakan ini curang. Sedangkan pemerintah sudah bersikap sangat bijaksana dan objektif melaksanakan pemilu sebaik-baiknya,” ujarnya.

Padahal kata dia, masyarakat serta peserta pemilu ikut mengawal agar proses demokrasi berjalan dengan baik. Salah satunya memberikan kesempatan kepada para penyelenggara pemilu, termasuk aparat keamanan, lembaga penegak hukum hingga pemerintah menjalankan tugasnya dengan seadil, setransparan mungkin, serta berintegritas.

“Jadi memang harus ada prasangka baik kepada pemerintah, TNI-Polri, KPU, Bawaslu, adalah bagian dari cinta tanah air, yang mana sudah berupaya keras melaksanakan itu sebaik-baiknya,” tuturnya.

Lebih lanjut, ulama asal Malang Raya ini mengatakan bahwa narasi pemilu curang dianggap telah mengusai ranah publik seperti media sosial lintas platform yang di mana masyarakat rentan mendapatkan informasi yang valid bahkan tidak sedikit masyarakat yang terhasut dengan narasi tersebut.

Habib Syakur pun mengaku punya cara tersendiri dalam menghadapi fenomena ini, yakni dengan terus meyakinkan masyarakat baik secara langsung ataupun lewat media untuk memastikan bahwa narasi tersebut adalah salah.

Ia juga menyakini pemerintah tak mungkin bersikap dzalim terhadap rakyatnya sendiri. Sebab, dengan adanya Pemilu ini, negara menghargai rakyat sebagai pemilik republik ini.

“Nah, rakyat sendiri, saya wajibkan untuk selalu bersyukur pemilu berjalan damai dan aman. Sedangkan narasi-narasi adu domba dimunculkan oleh kelompok-kelompok yang nggak suka Republik kita tercinta ini,” ujarnya.

“Nah, kelompok-kelompok itu tidak bisa bertanggung jawab kepada rakyat sedangkan yang bertanggung jawab kepada rakyat adalah pemerintah. Itu sudah terikat dalam sumpah jabatan, TNI-Polri, KPU, Bawaslu itu kan tanggung jawabnya kepada Allah bukan kepada kelompok penentang pemerintah, kelompok yang menarasikan curang, mempropagandakan adu domba dan sebagainya,” jelasnya.