HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gunung Merapi kembali memuntahkan lava pijar sebanyak 18 kali sepanjang Senin (19/2) sejak dini hari hingga pagi hari ini. Muntahan lava pijar ini bergerak ke dua arah yang berbeda.
“Teramati 17 kali guguran lava ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.100 meter. Teramati 1 kali guguran lava ke arah selatan atau Kali Boyong dengan jarak luncur 800 meter,” tulis BPPTKG dalam rilis yang dikutip Holopis.com, Senin (19/2).
Secara umum, cuaca di sekitar Gunung Merapi dalam kondisi berawan, mendung, cerah. Angin pun bertiup lemah ke arah timur dan barat, dengan tekanan udara 768.5-918.6 mmHg dan olume curah hujan 34 mm per hari.
“Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 m di atas puncak kawah, ” terang mereka.
Aktivitas kegempaan diantaranya 61 gempa guguran dengan Amplitudo 3-22 mm denhan durasi 20.96-139.04 detik. 10 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan Amplitudo :2-5 mm, S-P :0.3-0.5 detik, Durasi 5-6.96 detik. Dan 8 kali gempa.Tektonik Jauh dengan Amplitudo 2-45 mm, S-P : 11.46-22.36 detik, Durasi : 33.48-97.84 detik.
Sejauh ini, status Gunung Merapi masih level siaga atau level 3 di mana BPPTKG menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” imbau BPPTKG.