HOLOPIS.COM, JAKARTA – KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) Jenderal Maruli Simanjuntak menduga ada maksud terselubung di balik penayangan film Dirty Vote yang ditayangkan beberapa hari sebelum Pemilu.
Meski tidak menontonnya secara langsung, Maruli pun meyakini bahwa film itu tidak punya bukti yang kuat dan hanya sebatas asumsi semata.
“Kalau orang bilang menduga, gak punya bukti, ya kita itu semua bisa menduga-duga,” kata Maruli dalam pernyataannya beberapa waktu lalu seperti dikutip Holopis.com.
Selain itu, tindakan atas film itu bagaikan buah simalakama yang berpotensi merugikan apabila gegabah mengambil keputusan.
“Ya itu serba salah, kita mau tuntut, saya juga dibilang, saya kan cuma menduga katanya. Itu permainan mereka untuk berbuat, ya situasi, punya tujuan tertentu mungkin, ya kita tidak tahu,” ucapnya.
“Kalau dia bilang ada sesuatu hal, ya kita akan tindaklanjuti. Kalau misalnya, kami keberatan, ya kami bisa bilang,” sambungnya.
Mantan Pangkostrad itu kemudian menilai, apa yang disajikan dalam film tersebut sebatas sikap yang tidak bernyali dan bersembunyi di balik publik.
“Tapi kalau sekarang dengan kata-kata dugaan itu kan menurut saya itu, pernyataan-pernyataan yang bisa dikatakan tidak bernyali, ya kan. Dia tidak bisa dituntutkan,” tegasnya.
Untuk diketahui, film berdurasi 1 jam 57 menit ini langsung ditonton jutaan kali walau baru sehari diunggah di YouTube. Para pakar yang menjadi narasumber Dirty Vote adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, yang diketahui merupakan tim dari Mahfud MD.