HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahid Al Hamid menilai bahwa film Dirty Vote sebetulnya karya kelompok yang betujuan untik mengganggu swing voters untuk tidak memilih paslon nomor urut 02, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sedang berkompetisi di Pilpres 2024.
“Apa motifnya, mengapa dirilis masa tenang? Kan gak mungkin selain motif politik untuk ciptakan gangguan pemilu,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Rabu (14/2).
Hal ini ditekankan karena tiga aktor intelektual adalah simpatisan Mahfud MD yang noatabane adalah cawapresnya Ganjar Mahfud. Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar alias Uceng dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Feri Amsari dari Universitas Andalas, dan Bivitri Susanti dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.
Sementara itu, produser Dirty Vote adalah Dandy Laksono yang merupakan bos WatchDoc yang notabane menurut Habib Syakur memiliki preferensi politik ke Anies Baswedan yang merupakan capres nomor urut 01.
“Wajar kalau publik menganggap Dirty Vote adalah karya kerja kelompok yang bertugas untuk mendowndgrade elektabilitas rival politiknya,” ujarnya.
Menurut Habib Syakur, hal ini adalah bagian dari konsekuensi politik ketika berhadapan dengan kompetitor yang kurang dewasa di dalam politik.
“Kenapa ditayangkan di masa tenang, kan itu cara terakhir ketika yang dilawan gak mungkin tiba-tiba serang balik, karena lawannya taat aturan main. Ironi dilakukan para pakar hukum tata negara,” ketusnya.
Lebih lanjut, Habib Syakur mengapresiasi TKN Prabowo Gibran yang tidak terlalu reaksonis terhadap propaganda yang secara tidak langsung dialamatkan kepada Prabowo Gibran.
“Sikap TKN patut diapresiasi, mereka lebih pilih colling down ketimbang fight back. Karena kalau afa perlawanan di masa tenang akan jadi amunisi bagi 01 dan 03 untuk semakin brutal menggerus elektabilitas Prabowo Gibran,” tukasnya.
Bagi Habib Syakur yang merupakan ulama asal Malang Raya ini pun menilai bahwa peluncuran Dirty Vote akan berbalik merugikan paslon 03 khususnya.
Betapa tidak, 3 orang aktor intelektyal yang terlibat cenderung memiliki irisan dengan salah satu peserta Pemilu 2024.
“Mau bagaimana pun, WatchDoc bikin blunder 03 dengan Dirty Vote. Publik akan melihat film ini arahan dari sana,” tandasnya.
Lantas terakhir, bahwa berdasarkan kacamata politik dan analisisnya, bahwa pemilu 2024 akan berjalan dengan lancar dan kondusif. Pasalnya, masyarakat saat ini cenderung sudah menjadi strong voters, dan pilihanya jatuh ke paslon nomor urut 02.
“Hampir semua lembaga survei tunjukkan 02 tertinggi elektabilitasnya. Tentu manuver itu dimainkan, termasuk hoaks pembelian pesawat mirage 2000-5. Berarti sudah sampai sini kkualitas demokrasi kita,” pungkas Habib Syakur.