HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setelah dunia dihadapkan dengan fenomena El Nino yang memicu kekeringan panjang, kini muncul prediksi adanya fenomena La Nina yang akan menghantam dunia di tahun 2024.
Ahli meteorologi asal Amerika Serikat (AS), Chris Hyde menyebut, bahwa fenomena La Nina yang biasanya memicu curah hujan lebih tinggi ini diprediksi akan terjadi di akhir tahun ini.
“Sebagian besar model cuaca mengindikasikan La Nina yang lemah pada paruh kedua tahun ini atau menjelang kuartal terakhir,” kata Hyde dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com.
“Satu dari sekitar 25 model cuaca mengindikasikan La Nina yang kuat,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, fenomena El Nino baru-baru ini menyebabkan cuaca panas dan kering di sebagian besar kawasan Asia. Kondisi kekeringan ini bahkan membuat pasokan pangan dunia terganggu.
India, yang merupakan negara pemasok beras terbesar di dunia membatasi ekspor bahan pokok tersebut tahun lalu akibat menurunnya angka produksi beras si aana.
Kemudian produksi gandum di Australia, yang merupakan eksportir gandum terbesar kedua di dunia, juga mengalami penurunan produksi akibat fenomena El Nino.
Selain itu, perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia juga menerima curah hujan yang lebih sedikit dibandingkan biasanya.
“Berdasarkan teorinya, La Nina sangat baik untuk pertanian di Australia, namun hal ini juga bergantung pada kapan hujan turun,” kata Ole Houe, konsultan pertanian di Sydney.
“Hujan perlu turun sebelum penanaman sehingga terdapat kelembapan lapisan tanah yang baik,” jelasnya.
Di negara-negara penghasil beras dan minyak sawit di Asia Tenggara, cuaca basah dapat meningkatkan hasil panen, kata para analis, sementara musim hujan yang normal di India akan meningkatkan produksi dan pendapatan pertanian.
“Mungkin di India bagian selatan akan terjadi sedikit kekeringan yang berkepanjangan, namun di sebagian besar negara tersebut, khususnya di bagian tengah dan utara, curah hujannya diperkirakan sedikit lebih tinggi dari biasanya,” kata Hyde