HOLOPIS.COM, JAKARTA – Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny memberikan penilaian tentang maraknya sejumlah guru besar dan rektor serta civitas akademika yang membuat petisi demokrasi.
Menurutnya, kemunculan sejumlah akademisi tersebut bisa dinilai bagus untuk menjadi poros penyeimbang dalam rangka menciptakan Pemilu 2024 yang lebih baik.
“Pemilu itu kan harusnya jujur, adil dan transparan, serta tidak ada intervensi dan tidak ada rekayasa. Artinya dalam kompetisinya itu fair,” kata Romo Benny kepada Holopis.com, Kamis (9/2).
Sehingga ketika mereka mengingatkan agar TNI, Polri, ASN dan semuanya, termasuk lembaga intelijen agar netral dalam Pemilu harus disambut sebagai bagian dari otokritik yang menyehatkan demokrasi. Sehingga pemilu bisa berjalan dengan sebaik mungkin.
“Guru-guru besar itu kan mengimbau agar para penyelenggara negara, TNI, Polri itu berlaku netral, tidak lagi berpihak. Itu kan sebenarnya harapan supaya apa, agar demokrasi tidak tercederai,” ujarnya.
Lebih lanjut, Romo Benny menilai pemerintah sebaiknya tidak memandang reaksi dan aksi guru besar dan rektor tersebut sebagai sebuah ancaman untuk mendiskreditkan pemerintah. Tinggal bagaimana pemerintah dan lembaga negara membuktikan diri bahwa mereka tidak mengintervensi dan bersikap netral dalam kontestasi politik elektoral itu.
“Ya itu kan sebenarnya keprihatinan yang harusnya didengar ya, sehingga betul-betul dalam hari tenang itu memang terjadi pemilu yang betul-betul tidak memberi tekanan kepada masyarakat, gitu lho,” tutur Romo Benny.