HOLOPIS.COM, JAKARTA –Filusuf, Rocky Gerung memberikan apresiasi kepada Prabowo Subianto yang berani secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada dua rivalnya di closing statemen debat kelima yang digelar KPU di JCC Senayan, Jakarta Pusat pada hari Minggu (4/2).

“Di debat terakhir ini, di closing statement, ketulusan ada pada Prabowo,” kata Rocky dalam sebuah kesempatan seperti dikutip Holopis.com hari ini.

Ia memuji bagaimana kebesaran hati Prabowo Subianto di depan para pendukung Anies Baswedan. Hal ini pun menurut Rocky tidak terlalu muluk-muluk. Sebab, Prabowo yang dikenal banyak kalangan sebagai sosok yang angkuh, tiba-tiba bisa menyampaikan ucapan maaf secara terbuka kepada lawan politiknya.

“Yes, anda boleh hina. Tetapi seseorang yang angkuh dan tiba-tiba menundukkan kepala, serius mengatakan, saya minta maaf pada Pak Anies. Itu soalnya,” ujarnya.

Betapa pun ada publik yang menyoroti soal kepribadian Prabowo, namun apa yang ditunjukkan capres nomor urut 02 di debat terakhir Pilpres 2024 tersebut menunjukkan sisi lain dari mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus) itu.

“Dia berupaya untuk satu periode satu putaran, tapi dia tahu publik menyoroti dia dalam dimensi emosi,” terang Rocky.

Pada aspek penilaian, akademisi Universitas Indonesia (UI) tersebut mengatakan bahwa Anies Baswedan terlihat cerdas di dalam debat kelima. Sementara Prabowo terlihat tulus. Dan untuk Ganjar Pranowo, ia memberikan sentilan sangat keras dengan menyebutnya sebagai sosok yang angkuh.

“Kesejukan ada pada Prabowo, kecerdasan ada pada Anies, Ganjar keangkuhan,” ucapnya.

Lantas apa yang membuat dirinya harus memberikan label angkuh kepada sosok Ganjar Pranowo. Hal itu saat ia mendengar salah satu materi Ganjar di closing statemen menyinggung soal ajakan masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang punya rekam jejak membunuh dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

“Apa dia bilang pada Prabowo tadi, ditujukan kepada Prabowo, jangan pilih seseorang yang pernah membunuh, melanggar hak asasi manusia. Tidak ada hak sedikitpun Ganjar bicara itu,” tegasnya.

Sebab kata Rocky, Ganjar adalah salah satu sosok yang ikut mendorong Prabowo Subianto saat digandeng Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2009 silam. Sehingga ketika ia menyatakan narasi itu untuk dialamatkan kepada Prabowo, maka hal itu menurut Rocky adalah sikap yang fatal ditunjukkan oleh sosok capres jebolan PDIP tersebut.

“Ganjar bagian dari orang yang mengelukan Prabowo ketika Megawati mengangkat Prabowo jadi wakil presiden,” tandasnya.

Dengan demikian, Rocky pun memberikan label tambahan kepada Ganjar, bahwa sosok bekas Gubernur Jawa Tengah tersebut dengan sebutan bangsat.

Ini orang ini bangsat, yes bangsat. Dia nggak punya hak mengucapkan itu,” pungkas Rocky.