Atas labeling kota intoleran tersebut, Bima Arya mewakili pemerintah Kota Bogor pun mengunjungi Hendardi untuk meminta arahan terhadap kota Bogor untuk memperbaiki citra intoleran yang dilabeli tersebut.

“Karena itu saya ingat, kami sowan ke bang Hendardi, memohon arahan kira-kira apa yang harus dilakukan,” tukasnya.

Walaupun menjadi pejabat daerah, Bima menyatakan bahwa menjadi seorang Walikota perlu banyak yang dipertimbangkan, dan hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan, sehingga pemerintah kota Bogor harus mencicilnya perlahan.

“Trnyata menjadi Walikota bukan hanya mengolah kata, menata kota. Tetapi juga membangun manusia dan membangun kota untuk semua dan itu yang sangat tidak mudah bagi kami semua. Kami sadar, kemudian kami harus mencicil persoalan yang tidak selesai,” papar Bima Arya.

Terakhir, Walikota Bogor menyampaikan bahwa tugasnya saat ini sudah selesai, namun pasti ada saja orang yang menganggapnya belum selesai. Maka dari itu, pemerintah kota Bogor tetap berjalan sebaik mungkin untuk mempermudah generasi selanjutnya.

Tak lupa juga, Bima pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dan bersinergi dengan kota Bogor.

“Hari ini ketika kami nyatakan selesai, tentu masih ada orang yang menganggap belum selesai, tapi bagi kami the show must go on, kami tidak ingin memberikan persoalan bagi generasi berikutnya, karena masalah-masalah berikutnya akan menghadang kami, kami berterima kasih atas kolaborasi dan bersinergi dengan semua, kami berbesar hati karena banyak dukungan untuk menjadikan kota bogor, kota yang lebih baik, dan penghargaan ini kami persembahkan bagi warga kota bogor dan warga Indonesia yang percaya bahwa perbedaan adalah keniscayaan, keragaman adalah keharusan, tetapi kebersamaan harus terus diperjuangkan,” pungkasnya.