HOLOPIS.COM, JAKARTA – KPK mengklaim kesalahan sistem pengawasan di internal menyebabkan tumbuh suburnya kegiatan pungli di KPK sejak delapan tahun lalu.

Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri pun menyebut, dugaan pungli di Rutan KPK mulai tumbuh sejak tahun 2016, dimana kala itu belum dilakukan secara terstruktur.

“Kami sadar betul ketika terjadi ada fraud atau kecurangan ini pasti ada kelemahan sistem,” Dugaan terjadinya pemerasan atau pungli ini sudah cukup lama, setidaknya sejak dimulai tahun 2018. Bahkan sejak tahun sebelumnya 2016-2017 sudah, tapi memang belum terstruktur,” kata Ali Fikri dalam keterangannya pada Selasa (23/1) seperti dikutip Holopis.com.

Aksi pungli itu pun kemudian semakin berkembang dan dilakukan berjamaah sehingga mulai dilakukan pembagian dari koordinator hingga pengepul.

“Saya ingin sampaikan ini sangat terstruktur karena ada yang bertindak sebagai lurahnya, koordinator di masing-masing hunian, kemudian ada pengepulnya,” ungkapnya.

Ali kemudian mengungkapkan bahwa setidaknya ada ebanyak 45 tahanan yang sempat ditahan di Rutan KPK juga sudah diperiksa terbagi di beberapa kota.

“Kami harus melakukan pemeriksaan di Jakarta, Bekasi, di Kalimantan Timur, dan di beberapa tempat-tempat lain yang para tahanan yang diduga dulu kemudian terlibat dalam proses-proses kecurangan di Rutan Cabang KPK, kemudian kami lakukan pemeriksaan,” terangnua.

Saat ini 191 orang yang telah diperiksa dalam proses penyelidikan di KPK. Ali mengatakan rekening penerima uang pungli juga diketahui bukan berasal dari para pegawai di Rutan KPK.

“Rekening-rekening yang digunakan bukan rekening dari orang-orang yang ada di Rutan Cabang KPK. Rekening di luar,” ucapnya.

Ali mengatakan pihaknya juga telah memeriksa dua ahli hukum. Kedua ahli itu menyatakan KPK memiliki kewenangan dalam menyelidiki dugaan korupsi yang terjadi lingkungan internalnya.

Ali kemudian menambahkan, selain pengusutan dalam sektor pidana, KPK juga akan melakukan perbaikan tata kelola rutan. Evaluasi menyeluruh itu diharapkan mencegah kasus serupa terjadi kembali.

“Sekali lagi ke depannya tentu akan menjadi evaluasi termasuk tata kelola rutan akan dilakukan perbaikan. Perbaikan sistem itu jadi fokus kami ke depan,” pungkasnya.