HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menepis anggapan sejumlah pihak tentang nikel yang dinilai tidak tidak banyak memberikan keuntungan bagi negara.
Dia menyebut justru pendapatan nikel mengalami peningkatan sebesar lima kali lipat sejak tahun 2015 lalu, dengan pendapatan ekspor lebih dari Rp 500 triliun karena sukses melakukan hilirisasi.
“Tapi katanya ada yang bilang kalau pendapatan nikel dari penjualan itu rendah ya? 2015 aja peningkatan pendapatan ekspor ke Indonesia sudah melesat 5 kali lipat dengan angka lebih dari Rp 500 triliun,” kata Lutfi dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya yang dikutip Holopis.com, Selasa (23/1).
Apabila Indonesia terus melanjutkan hilirisasi nikel, Lutfi mengaku optimistis pendapatan nikel dalam negeri akan terus meningkat.
Di sisi lain, pemanfaatan hilirisasi nikel juga tidak hanya memperkuat perekonomian saja, tetapi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin di industri energi bersih.
“Terkadang kita rela melalui beribu-ribu pulau untuk mencari harta karun, tapi sebenarnya kita nggak sadar kalau harta karun itu ada di bawah kaki kita selama ini,” pungkasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas nikel dan barang nikel padanya HS 75 masuk dalam lima besar komoditas yang diekspor ke China. Hal itu menurut Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, karena adanya kebijakan hilirisasi.
“Hal ini tentunya seiring dengan kebijakan hilirisasi dan pembangunan smelter pengolahan bijih nikel yang sejak tahun 2022 hingga Agustus 2023 ini komoditas nikel dan barang nikel padanya HS 75 masuk dalam lima besar komoditas yang diekspor ke Tiongkok,” katanya Jumat (15/9).