Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menko Polhukam, Mahfud MD menyampaikan rasa duka atas wafatnya Buya Syakur. Yang mana ulama bernama lengkap Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin, MA tersebut sudah menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Rabu, 17 Januari 2024.

“Seorang ulama besar yang sangat rendah hati (tawadhu’) dan lurus (istiqamah), Buya Syakur hari ini telah wafat, kembali ke haribaan Sang Kholiq. Inna lillah wa inna ilaihi raji’un,” tulis Mahfud MD di akun Twitter/X pribadinya @mohmahfudmd yang dikutip Holopis.com, Kamis (18/1).

Ia pun mendoakan agar almarhum Buya Syakur mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan Mahfud pun mengajak semua masyarakat Indonesia khususnya umat Islam untuk meneladani sosok ajengan asal Indramayu, Jawa Barat itu.

“Semoga almarhum mendapat surga-Nya, kita yang ditinggalkan meneladani akhlaq dalam menjalani hidupnya,” tuturnya.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Buya Syakur meninggal dunia pada hari Rabu (17/1) kemarin dini hari pukul 01.22 WIB. Penyebab utama ulama kharismatik Jawa Barat tersebut karena penyakit asam lambung yang menjalar ke seluruh organ tubuhnya.

Buya Syakur menghembuskan nafas terakhirnya di usianya yang ke 75 tahun. Ia meninggalkan Pondok Pesantren Candangpinggan yang selama ini diasuhnya sejak tahun 2000 silam.

Sekilas tentang Buya Syakur, ia lahir di Indramayu pada tanggal 2 Februari 1948. Ia mengawali pendidikannya di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat. Dari pengalamannya nyatri itu akhirnya Buya Syakur muda pandai berbahasa arab.

Rampung menjadi santri di Babakan, Syakur muda terbang ke Kairo Mesir untuk memperdalam ilmu pendidikannya sebagai Mahasiswa. Bahkan pengalamannya di negara Timur Tengah itu, ia pernah didapuk menjadi ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia atau PPI Kairo.

Selesai dari Kairo pada tahun 1977, Buya Syakur pun melanjutkan pendidikannya tentang Ilmu Alquran di Libya. Seiring berjalannya waktu akhirnya ia menyelesaikan pendidikannya sebagai Magister Ilmu Sastra Linguistik di Tunisia dan akhirnya pernah dipercaya menjadi staf ahli di Kedubes Tunusia.

Seperti haus akan ilmu, Buya Syakur pun melanjutkan pendidikan doktoralnya di London dengan konsentrasi dialog teater dan rampung pada tahun 1985. Dan pada tahun 1991, Buya Syakur kembali ke Indonesia bersama dengan para tokoh nasional dan cendekiawan muslim asal tanah air. Mereka antara lain ; KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Habib Qurasih Shihab, Nurcholis Majid (Cak Nur) dan Habib Alwi Shihab.

Sesampainya di Indonesia, Buya Syakur lebih memilih fokus untuk mengajar dan berdakwah di tanah kelahirannya, Indramayu dengan mendirikan Pondok Pesantren Cadangpinggan. Aktivitas mengajarnya pun sering diunggah di media sosial baik TikTok, Instagram, Youtube maupun Twitter/X.

Hingga akhirnya pada hari Rabu, 17 Januari 2024 lalu, ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat karena penyakit asam lambung yang dideritanya.