HOLOPIS.COM, JABAR – Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letjen Suharyanto meninjau lokasi terdampak bencana banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin (15/1).
Suharyanto pun menjelaskan bahwa lokasi banjir akibat luapan sungai Citarum dan sungai Cikaro pada hari Kamis (11/1) yang lalu ini diharapkan bisa segera pulih dari bencana.
“Saya diperintah oleh Presiden Joko Widodo yang baru tiba tadi malam dari Brunei, Presiden langsung memerintahkan saya meninjau korban banjir di Kabupaten Bandung karena puluhan ribu masyarakat terdampak. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, namun jumlah pengungsi cukup banyak,” kata Suharyanto dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (16/1).
Suharyanto pun sekaligus memastikan bahwa bantuan untuk para pengungsi harus tetap terpenuhi setidaknya selama seminggu ke depan.
“Kita pastikan untuk tujuh hari ini kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi, kalau ada kekurangan akan kami tambah,” ujarnya.
Dukungan bantuan logistik dan peralatan yang diserahkan berupa Perahu PE dan Mesin 1 Set, Makanan Siap Saji 500 pouch, Matras 500 lembar, Sembako 200 paket, Tenda Gulung / Terpal 250 lembar, Air Mineral 600ml 500 dus, hygine Kit 500 paket dan Selimut 500 pcs
Usai meninjau sejumlah lokasi banjir, Suharyanto pun memberikan beberapa arahan, antara lain mempercepat perbaikan tanggul yang jebol akibat banjir.
“Penanganan ini bukan hanya di tanggap darurat saja, tapi jangka menengah dan panjang juga akan ditangani. Penyebab banjir tadi kita tinjau adalah jebolnya tanggul, segera akan diperbaiki,” jelasnya.
Arahan berikutnya ialah melakukan pengerukan dan pendalaman sungai atau untuk menambah daya tampung air sungai saat musim hujan.
“Selanjutnya untuk jangka panjang dengan melakukan penanaman bibit pohon secara masif di bagian hulu sungai,” tuturnya.
Meski banjir sudah surut di sebagian besar titik, Suharyanto berpesan kepada masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Bandung untuk tetap waspada dengan adanya potensi hujan turun dan kemungkinan akan berdampak adanya banjir kembali.
“Data BMKG mengatakan curah hujan cukup tinggi dan ini masih akan terjadi terus dan ini merata. Ke depannya kita harus waspada dengan musim hujan yang masih akan datang terus,” jelas Suharyanto.
Dalam rangka mengurangi poetnsi bencana akibat curah hujan tinggi, BNPB bersama intansi dan lembaga terkait lainnya terus berupaya melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC), guna mengurangi intensitas hujan di suatu wilayah dengan cara mendistribusikan curah hujan di tempat lain sehingga tidak terfokus di satu wilayah saja.
“Kita juga menggelar TMC secara masif di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Memang di Jawa Barat tidak terlihat secara jelas dampaknya kalau TMC dilakukan saat musim hujan, berbeda kalau TMCnya untuk mendatangkan hujan, tadinya kemarau kemudian hujan itu terlihat,” jelasnya.
“Sekarang musim hujan, harusnya hujan lebat menjadi tidak lebat, tidak terlihat karena tetap datang hujan, apalagi jika sama sama banjir. Bedanya kalau tidak ada TMC banjirnya besar ketika ada TMC banjirnya kecil,” tambahnya.