HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menko Polhukam, Mahfud MD menghadiri acara di Gereja Rumah Persembahan, Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Minggu (14/1) kemarin.
Dalam orasi kebangsaannya, Mahfud menyatakan, bahwa kebebasan beragama bukan hanya tertulis dalam konstitusi, tetapi ada dalam keseharian warga bangsa.
“Saya kira ini yang harus kita terus jaga,” pesan Mahfud dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini bercerita sejarah awal kemerdekaan. Ada dua kutub pemahaman, satu ingin mendirikan negara sekuler, kedua ingin mendirikan negara agama.
Terjadi perdebatan yang argumentasinya sama-sama kuat. Hebatnya, para pendiri bangsa ketemu jalan kompromi. Bertemu di kalimat yang sama, yang dalam bahasa Islam-nya, Kalimatun Sawa. Indonesia bukan negara agama juga bukan negara sekuler.
“Yang menyangkut peribadatan, itu urusan internal. Tidak boleh diintervensi, negara melindungi dan menjamin. Yang menyangkut kepentingan dan tujuan bersama, adalah pandangan dan visi tentang negara, pemerintahan yang bersih, demokrasi yang jujur, memberantas korupsi, kesamaan semua ini diikat Pancasila,” terangnya.
Mahfud bersyukur, kehidupan toleransi antar umat beragama terjaga dengan baik. Dalam dua tahun ini tak ada aksi terorisme.
“Dalam dua tahun ini, tidak ada bom meledak. Kita patut bersyukur. Terakhir 2021. Situasi kini lebih aman,” ungkapnya.
Kata Mahfud, sejatinya, kerukunan, kesamaan kedudukan hukum, antar umat beragama sudah selesai sejak lama. Sejak kecil, orang Indonesia sudah biasa dalam perbedaan.
Dia melihat, oknum yang ikut gerakan radikalisme seringkali karena merasakan ketidakadilan. Dan ikut-ikutan melawan melalui aksi kekerasan dan intoleransi.
“Karenanya, mari membangun keadilan, menegakkan hukum dengan baik. Ini pintu kemajuan ekonomi dan pemerataan,” ajaknya.
Indonesia, kata Mahfud yang juga Cawapres nomor urut 03 tersebut, adalah milik bersama semua suku, agama, dan golongan. Indonesia bukan hanya nation, tetapi juga cita-cita hidup bersama penuh kerukunan.
“Semua agama tahu, perbedaan-perbedaan ini adalah ciptaan-Nya. Tuhan sendiri yang bikin. Ini agar bukan hanya saling toleran, tetapi agar saling berakseptasi. Bekerja sama dalam banyak hal kebaikan,” pungkasnya.
Ribuan jemaat hadir dalam acara ini. Selain itu, nampak juga Menkum HAM Yasonna H Laoly, Pendeta GBI Rumah Persembahan Bambang Jonan, dan dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto.