HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron tidak mau dikatakan lamban dalam penanganan pungutan liar yang terjadi di lembaga anti rasuah tersebut.
Nurul Ghufron berdalih bahwa pungli berjamaah itu sudah terjadi sejak tahun 2018. Sehingga, banyak para pelakunya yang sudah berpindah dan tidak lagi bertugas di KPK.
“Kejadiannya di awal tahun 2018, ini tahun 2024, empat tahun yang lalu. Tentu merunut kejadian 4 tahun lalu bukan hanya soal tidak ada buktinya, bukan hanya tidak ada tersangkanya, bahkan tersangkanya sudah tersebar,” kata Ghufron dalam keterangannya pada Jumat (12/1) seperti dikutip Holopis.com.
Saat ini saja menurut Ghufron, sudah ada sebanyak 190 orang yang telah diperiksa KPK dalam kasus pungli rutan.
“Kejadian tahun 2018 kami tarik mundur, tarik mundur sementara person-personnya ada yang masih di KPK dan ada yang kemudian tersebar,” kilahnya.
Sehingga, alasan itulah yang kemudian diklaim menjadi alasan kuat proses penangananya berjalan lambat.
“Ini yang mengakibatkan prosesnya kami ingin lengkapi secara lengkap. Untuk memastikan adil sesuai peran masing-masing kami perlu agak berjalan secara hati-hati,” klaimnya.
Sementara itu, Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri mengungkapkan, pihaknya sudah menerima uang pengembalian pungli sebesar Rp 270 juta.
“Kami sudah menerima beberapa pengembalian uang sampai Rp 270-an juta lebih yang kemudian diterima,” kata Ali Fikri.
Dia mengatakan ada tiga kluster pengusutan yang dilakukan KPK dalam kasus pungli rutan. Pertama, para pelaku akan diproses secara etik di Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Secara pidana, kasus pungli rutan juga telah tahap penyelidikan di KPK. Pihak KPK mengaku butuh waktu mengingat kegiatan pungli dilakukan sejak 2018.
Di kluster terakhir, KPK juga mengusut secara disiplin kepegawaian di Inspektorat KPK. Ali mengatakan ketiga kelompok pengusutan itu saat ini masih berjalan bersamaan.
“Secara paralel dilakukan etiknya, disiplinnya, dan juga pidananya. Tentu tadi sudah dijelaskan butuh waktu mengingat tempusnya kita coba tarik yang dugaannya justru jauh-jauh waktu sejak tahun 2018,” ujar Ali.