HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kemajuan teknologi membawa kita ke era di mana manipulasi visual dan audio telah menjadi lebih mudah dan realistis daripada sebelumnya. Salah satu bentuk manipulasi yang semakin meresahkan adalah yang dikenal sebagai deepfake.

Teknologi deepfake menggunakan kecerdasan buatan atau artificial inteligence(AI) untuk membuat konten multimedia palsu yang seringkali sulit dibedakan dari aslinya.

Namun, di balik kecanggihannya, deepfake membawa risiko serius terkait dengan penyebaran konten hoaks yang dapat mengganggu stabilitas informasi.

Mengenal Deepfake

Deepfake merupakan teknologi yang memanipulasi video, audio, atau gambar menggunakan kecerdasan buatan dan algoritma pemelajaran mesin. Teknologi ini mampu memasukkan wajah seseorang ke dalam video yang berbeda atau mengubah ucapan seseorang dengan cara yang sulit dibedakan dari aslinya.

Bahaya Deepfake

Kemampuan deepfake yang memanfaatkan kecanggihan AI sering dipakai untuk tindak kejahatan, seperti untuk menyebarluaskan berita palsu, menggiring opini publik, atau bahkan merusak reputasi seseorang.

Tak jarang, deepfake juga seringkali digunakan untuk membuat video porno selebriti atau tokoh publik, revenge porn, yang pada akhirnya untuk tipuan jahat.

Tak cuma itu, jika deepfake semakin umum digunakan oleh publik, tentu dapat mengakibatkan penurunan kepercayaan terhadap media. Orang-orang mungkin menjadi lebih skeptis terhadap kebenaran dari konten yang mereka lihat, mendengar, atau baca secara online.

Cara melawan deepfake

Pada intinya, melawan kejahatan deepfake tak jauh berbeda dengan melawan hoaks dan berita palsu. Pertama, jangan mudah percaya dengan informasi yang beredar. Selalu pastikan kebenarannya berulang-ulang dari berbagai sumber terpercaya.

Selain itu, jangan mudah untuk menyebarkan sesuatu yang kita belum ketahui kebenarannya. Karena ini nantinya bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Apabila mampu, lakukan edukasi terkait deepfake terhadap keluarga atau orang terdekat.