HOLOPIS.COM, JAKARTA – KSP (Kantor Staf Presiden) mengakui bahwa sampai dengan saat ini mereka masih terus berharap kepada Pj Bupati Nduga untuk membebaskan pilot Susi Air yang sudah berbulan-bulan disekap oleh KKB Papua.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Theofransus Litaay mengatakan, upaya pembebasan Philips Marthen sangat bergantung pada komunikasi yang sampai saat ini masih terus dilakukan Pj Bupati Nduga bersama tokoh adat lainnya.

“Pemerintah terus melakukan negosiasi, melakukan dialog, komunikasi dengan kelompok yang menyandera beliau. Dan itu di ujung tombaknya adalah pemerintah daerah. Mengapa pemda? Karena bupati kebetulan adalah seorang tokoh adat yang juga dihormati oleh warga setempat,” kata Theofransus dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (4/1).

“Sehingga beliau memiliki suatu kewibawaan untuk dapat berdialog berbicara dengan kelompok-kelompok ini,” sambungnya.

Theofransus mengklaim bahwa sudahb ada hasil ketika akhirnya Pj Bupati Nduga sudah bisa berkomunikasi dengan KKB yang menyandera Philips.

“Syukur alhamdulillah bahwa beliau sudah bisa berkomunikasi dengan mereka. Jadi kita perlu untuk mensyukuri kemajuan-kemajuan,” tuturnya.

Meskipun sudah ada komunikasi, Theo pun menyebutkan hasilnya memang belum terlalu signfikan dalam proses pembebasan.

“Walaupun mungkin kadang-kadang dirasakan kecil, tapi ada kemajuan, ada progress, ada perkembangan yang baik. Dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama hasil yang baik itu dapat kita peroleh. Kita doakan saja sama-sama agar seluruh upaya dapat berjalan dengan baik,” jelasnya.

Langkah itu pun ditegaskan Theo, akan terus dilakukan demi menjaga keamanan Philips yang sudah beberapa kali sempat diancam akan dihabisi oleh KKB.

“Ujung tombaknya adalah pemerintah daerah. Dan jangan dilupakan bahwa bagi pemerintah Indonesia keselamatan dari sandera adalah nomor satu. Itu yang terpenting bagi pemerintah,” tutupnya.