HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jepang saat ini masih terus berusaha mencari korban selamat setelah dilanda gempa berkekuatan 7.2 magnitudo dan tsunami setinggi 1 meter di pantai Barat Jepang. Proses penyelamatan pun menjadi semakin sulit ketika terjadi hujan deras yang menyebabkan longsor.
Pemerintah daerah mengumumkan bahwa saat ini sudah ada 62 korban meninggal dunia, dan 300 lainnya luka-luka. Sementara 20 orang dinyatakan mengalami luka serius.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengatakan tim penyelamat saat ini sudah mendapatkan banyak informasi terkait orang-orang yang membutuhkan bantuan.
“Lebih dari 40 jam telah berlalu sejak bencana terjadi. Kami telah menerima banyak informasi tentang orang-orang yang membutuhkan penyelamatan dan ada orang-orang yang menunggu bantuan,” demikian disampaikan Fumio Kishida, dikutip Holopis.com, Rabu (3/1)
Jumlah korban pun diperkirakan akan semakin bertambah, seiring dengan tim penyelamat yang terus mencari korban. Belum lagi gempa susulan yang diprediksi akan terjadi, serta cuaca buruk di daerah itu.
Ribuan Orang Berada di Tempat Penampungan
Ada banyak rumah di wilayah yang terkena dampak hancur dan benar-benar seperti lokasi yang baru saja terkena bencana. Karena itulah, lebih dari 31.800 saat ini berada di tempat penampungan.
Sementara itu jumlah personel militer yang dikirim ke wilayah yang terkena dampak semakin diperbanyak. Anjing pelacak juga ikut membantu kinerja tim.
Penyelamatan terhadap para korban gempa dan tsunami di Jepang ini semakin genting dan dituntut untuk cepat dilakukan. Hal itu karena Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan sebuah peringatan hujan lebat di wilayah itu.
Masyarakat pun diminta untuk semakin waspada terhadap tanah longsor. Sebagai informasi, Jepang adalah negara yang memiliki peraturan konstruksi yang ketat agar memastikan bangunan-bangunan di sana tahan terhadap gempa bumi dahsyat.
Hal itu karena Jepang adalah salah satu negara di dunia yang sering mengalami gempa bumi. Seperti misalnya gempa jepang pada Maret 2011 berkekuatan 9,0 skala richter yang menewaskan sekitar 18.500 orang.
Kemudian pada Maret 2022, gempa berkekuatan 7,4 skala richter di pantai Fukushima mengguncang sebagian besar wilayah timur Jepang, dan menewaskan tiga orang.