Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pihak CKJT (PT Citra Karya Jabar Tol) dan Kementerian PUPR, telah melakukan pengecekan Terowongan Kembar Tol Cisumdawu usai gempa bumi M 4,8 yang melanda Sumedang, Jawa Barat pada Minggu (31/12).

Menurut Direktur Teknik dan Operasi PT CKJT, Bagus Medi Suarso pihak bersama Bina Marga langsung melakukan pengecekan untuk memantau kondisi terowongan. apakah masih dalam kondisi aman atau tidak.

“Terkait gempa yang terjadi kemarin magnitudo 4,8, hari ini kami bersama-sama tim ahli dari Bina Marga mengadakan pengecekan terhadap secara teknis apakah soal ini masih aman atau tidak,” katanya dalam video yang diunggah Instagram CKJT @official_ckjt seperti dikutip Holopis.com, Selasa (2/1).

“Pada intinya kami secara operasional CKJT, BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) yang ada di Tol Cisumdawu siap untuk melaksanakan apa yang menjadi hal terkait dengan kewajiban kami sebagai BUJT,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Fahmi Aldiamar mengatakan kondisi terowongan masih relatif aman dan bisa dilalui kendaraan.

Hanya ada beberapa perbaikan minor, yang perlu dilakukan karena adanya keretakan pada dinding terowongan.

“Hasil pengecekan kami di kedua lokasi terowongan, kami bisa sampaikan bahwa terowongan dalam kondisi aman, dapat dilalui oleh pengguna jalan,” jelas Fahmi.

“Ada beberapa sedikit keretakan yang nanti perlu diperbaiki tapi hanya perbaikan minor dan ini bisa dilakukan dengan cepat,” lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jelang malam pergantian tahun baru 2024, gempa bumi mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (31/12) sekitar pukul 20.34 WIB.

Menurut data dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), gempa bumi tersebut berkekuatan magnitudo (M) 4,8 dengan lokasi 6.85 lintang selatan dan 107.87 bujur timur.

“5 kilometer barat laut Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kedalaman 10 kilometer,” tulis akun X @infoBMKG seperti dikutip Holopis.com.

Gempa tersebut dirasakan di wilayah Sumedang dengan Skala Intensitas III-IV MMI yang artinya dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Kemudian turut dirasakan di Lembang dengan Skala Intensitas III MMI. Di Subang dan Kota Bandung dengan Skala Intensitas II-III MMI, di Garut dengan Skala Intensitas II MMI.