HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mengukuhkan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G di Pos Lintas Batas Negara (PLBN), menjadi prioritas utama di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi. Ia menegaskan bahwa konektivitas telekomunikasi khususnya di PLBN, bukan hanya untuk kenyamanan komunikasi, akan tetapi juga dapat mendukung TNI dalam menjaga keamanan negara.

“Keberadaan BTS 4G sangat penting untuk meningkatkan konektivitas internet di pelosok negeri, terutama daerah 3T. Ini bukan sekadar kenyamanan komunikasi, tetapi juga merupakan bagian penting dalam mendukung pertahanan negara,” ujar Budi Arie dikutip Holopis.com, Sabtu (30/12).

Ketua Umum relawan ProJo tersebut menyatakan, bahwa BAKTI Kementerian Kominfo telah bekerja sama dan memberikan dukungan penuh kepada TNI yang menjalankan tugas pengamanan di daerah perbatasan. Infrastruktur BTS 4G yang dibangun di daerah 3T telah mencapai 6.025 lokasi on air per tanggal 10 Desember 2023, dan ditargetkan akan ada penambahan sebanyak 645 lokasi baru hingga akhir tahun.

“Dari 645 lokasi, 123 di antaranya tergantung pada kondisi keamanan dan ketersediaan spare parts, sehingga target lokasi on air pada 2023 adalah 6.547 lokasi,” ungkapnya.

Sebelumnya, dalam Peresmian Pengoperasian BTS 4G BAKTI Kementerian Kominfo dan Integrasi SATRIA-1 di Desa Bowombaru Utara, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Presiden Joko Widodo secara langsung melakukan konferensi video dengan Komandan Pleton PLBN Long Nawang di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.

Dimas Aryadi Darmawan, dalam konferensi video tersebut, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi atas pembangunan BTS 4G. Dia berharap cakupan layanan internet di daerahnya dapat diperluas.

“Saat ini kami Pos Long Nawang dapat menggunakan fasilitas internet dan telah menunjang tugas kami di wilayah perbatasan,” tutur Dimas Aryadi.

PLBN Long Nawang, berada di pedalaman pegunungan yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia, memiliki arti strategis dalam mencegah peredaran narkotika, mengawasi perlintasan ilegal, dan mendukung perdagangan lintas batas.