Lantas, Simon juga memberikan contoh tentang bagaimana Polri mengubah sistem pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) berbasis masukan dan pengaduan dari masyarakat ini. Penanganan sejumlah oknum polisi yang lalai dan melanggar dalam tugas juga tidak terlepas dari keberhasilan dalam program ini.
Simon mengapresiasi inisiatif Kapolri untuk memberikan “Hoegeng Award” untuk memberikan motivasi kepada seluruh Anggota Polri dengan sosok teladan di kepolisian.
“Bagaimanapun sosok teladan itu dibutuhkan di institusi mana pun sebagai role model bagi polisi yang bertugas,” kata Simon.
Terkait netralitas Polri pada Pemilu 2024, komitmen Polri dalam hal ini tidak main-main. Menurut Simon, tidak mungkin kepercayaan publik yang dibangun susah-susah dalam dua tahun terakhir ini dileburkan oleh persoalan netralitas. Terlebih, kepatuhan kepada negara yang diejawantahkan dalam undang-undang bersifat mutlak bagi seluruh abdi negara.
Namun demikian, sebagai analis, Simon merekomendasikan Polri untuk tetap mempertahankan keterbukaan bagi Polri. Keterbukaan ini meliputi kebijakan, penanganan kasus, transparansi, dan laporan publik.
“Visi Polri Presisi memberikan landasan yang kuat untuk membangun Polri yang lebih tangguh di masa yang akan datang menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.