HOLOPIS.COM, JAKARTA – Puma akhirnya mengumumkan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja sama dengan Asosiasi Sepakbola Israel (IFA). Keputusan tersebut sudah dibuat sejak akhir 2022, sebelum meningkatnya konflik di Gaza terjadi.
“Keputusan strategis ini diambil sebagai bagian dari upaya terus-menerus Puma untuk mengoptimalkan portofolio merek, memastikan agar sejalan dengan tujuan bisnis utama perusahaan,” tulis pernyataan resmi Puma yang dikutip Holopis.com, Sabtu (16/12).
Kontrak kerja sama antara Puma dan IFA dijadwalkan berakhir pada tahun 2024 dan tidak akan diperpanjang untuk masa depan. Puma menegaskan bahwa pemutusan kontrak bukanlah hasil dari situasi konflik yang terjadi kemudian.
Meskipun demikian, Puma tetap berkomitmen mendukung pertumbuhan sepak bola dan mendorong perkembangan olahraga tersebut di semua tingkatan.
Puma menyatakan niatnya untuk terus membangun hubungan yang bermakna dengan atlet, tim dan penggemar global. Perusahaan ini akan terus mencari kemitraan yang sejalan dengan visinya untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
Boikot terhadap produk Puma mencuat karena dianggap mendukung Israel dalam konflik di Gaza. Aktivis bahkan menyatakan bahwa Puma diduga mendukung pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat melalui kesepakatan dengan IFA.
Puma bagaimanapun mengklarifikasi, bahwa keputusan pemutusan kontrak tidak terkait dengan konflik tersebut.
Sementara, konflik antara Israel dan Palestina terus berlanjut, dengan Israel melakukan serangan bom dan darat di Gaza, mengakibatkan korban jiwa yang signifikan, termasuk perempuan dan anak-anak.
Seperti diketahui sebelumnya, seruan boikot produk yang terafiliasi dengan Israel mencuat di berbagai negara.
Beberapa merk yang diduga terafiliasi, merasakan dampak dari boikot yang dilakukan. Mulai dari merk makanan dan minuman hingga produk -produk fashion yang diboikot di beberapa negara termasuk di Indonesia.