HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Gerindra menganggap serangan Anies Baswedan dalam debat capres sebenarnya justru menunjukan wujud aslinya.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Andre Rosiade mengatakan, Anies Baswedan sudah terlalu terlena saat Pemilu 2019 dia sudah menjadi Gubernur DKI Jakarta dan tidak mau pusing atas kondisi yang terjadi pada saat itu.
“Mas Anies mungkin lupa soal tahun 2019, mohon maaf karena Anies waktu itu lagi menikmati empuknya kursi Gubernur DKI,” kata Andre dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (13/12).
Dimana pada saat itu, Andre mengakui bahwa situasi politik antar pendukung sudah begitu sengit dan berpotensi memicu gesekan.
“Mas Anies mungkin lupa bagaimana polarisasi dan gesekan pendukung Prabowo dan Jokowi di 2019 itu, yang mungkin saja bisa memicu dan merusak hubungan antarmasyarakat di NKRI,” ujarnya.
Dimana pilihan Prabowo Subianto yang kemudian dituduh tidak tahan oposisi oleh Anies sebenarnya justru demi menjaga keutuhan NKRI.
“Itu lah alasan Pak Jokowi dan Pak Prabowo melakukan rekonsiliasi dan memutuskan bersatu dan bekerja sama agar negara kita tetap utuh dalam bingkai NKRI, itu penyebab Pak Prabowo bergabung ke Pak Jokowi,” tegasnya.
Dengan bergabungnya dua tokoh besar itu, Anies pun seharusnya bisa melihat bahwa situasi negara Indonesia semakin membaik, bahkan pasca pandemi.
“Negara kita tumbuh ekonominya dan jauh lebih baik dari berbagai negara, ini yang patut kita syukuri, itulah alasan Pak Prabowo bergabung dengan Pak Jokowi dan berhenti jadi oposisi,” bebernya.
Andre kemudian menilai ucapan Anies yang menyebut Prabowo ‘tak tahan oposisi’ merupakan syahwat untuk menyerang demi kepentingan elektoral semata.
“Mungkin Mas Anies lupa sejarah ini atau pura-pura lupa sejarah ini hanya demi syahwat untuk menyerang Pak Prabowo demi kepentingan elektoral semata,” tutupnya.
