HOLOPIS.COM, JAKARTA – Praktisi Industri Kreatif Digital, Rebby Noviar mengajak semua masyarakat khususnya kaum muda untuk lebih melek literasi digital. Fungsinya adalah untuk menyelamatkan diri dari bahaya hoaks dan ujarana kebencian yang marah terjadi di tahun politik seperti saat ini.

“Peredaran konten yang dibuat bukan berdasarkan fakta itu harus kita hati-hati, karena sasaran mereka adalah kita yang kurang literasi,” kata Rebby dalam diskusi dengan tema ; Provokasi dan Kampanye Hitam di Pemilu 2024, Anak Muda : Gk Bahaya Ta?” yang diselenggarakan di Kopi Oey Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada hari Selasa (12/12) seperti dikutip Holopis.com.

Ia memberikan 3 (tiga) catatan penting agar masyarakat tidak mudah terjebak dengan disinformasi yang bereda di kalangan masyarakat. Yang pertama adalah cross check apakah informasi atau berita yang diterima benar atau hoaks.

“Untuk mengantisipasi persebaran informasi yang liar, caranya mau repot cari informasi untuk memvalidasi apakah info itu valid atau hoaks, banyak tools yang bisa digunakan di internet,” ujarnya.

Catatan kedua adalah pastika sumber informasi atau berita adalah berasal dari sumber yang kredibel dan terpercaya. Misalnya, apakah website itu resmi atau tidak, akunnya dikendalikan orang yang bertanggung jawab atau tidak, dan sebagainya.

“Informasi yang disampaikan oleh siapa, medianya kredibel atau nggak? karena di era keterbukaan seperti sekarang, semua orang bisa bikin media sehingga kita nggak bisa membendung persebaran informasi, jadi kita perlu lakukan cross check,” tuturnya.

Selanjutnya, Rebby ikut menyadarkan kepada masyarakat untuk melek literasi digital, sekurang-kurangnya, tidak ikut menyebarkan hoaks atau disinformasi dari konten atau link yang didapatkan.

Ia mengingatkan bahwa saat ini platform penyebaran konten terbanyak dilakukan di platform media sosial Whatsapp Group (WAG).

“Kita ikut berkontribusi melakukan literasi, bahkan WAG menjadi media paling banyak menyebarkan informasi berdasarkan statistik saat ini. Maka kita stop sebarkan hoaks dan kita harus menjadi salah satu pihak yang menghentikan persebaran informasi hoaks apalagi di circle lebih luas. Kita harus putus mata rantai persebaran hoaks mulai dari kita masing-masing,” tukasnya.

Lebih lanjut, Rebby juga mengajak anak-anak muda Indonesia untuk lebih aware dengan pemilu, sehingga ikut berpartsipasi dalam kontestasi pemilu 2024. Jangan sampai terjebak dengan narasi-narasi normatif semata.

“Kita anak muda harus bener-benar sadar utk memilih jangan hanya termakan is-isu lucu atau gimmick. Kita harus melihat calon pemimpin yang bener-benar dia bisa memimpin karena akan berdampak besar untuk menentukan arah dan masa depan kita ke depan,” pugkasnya.