HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi (Joko Widodo) menanggapi sikap BEM UGM (Universitas Gajah Mada) yang memberikan gelar alumnus paling memalukan.
Awalnya, Jokowi yang merupakan mantan Wali Kota Solo itu menyebut bahwa apa yang disampaikan BEM memang bisa saja dikatakan sebagai proses demokrasi dalam masyarakat untuk bersuara.
“Ya itu proses demokrasi boleh boleh saja,” kata Jokowi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (11/12).
Namun, kemudian mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan para mahasiswa tersebut untuk lebih beretika dalam menyampaikan pendapatnya.
“Tapi perlu saya sudah mengingatkan kita ada etika sopan santun ketimuran,” tegasnya.
Meski begitu, Jokow kemudian tidak menyinggung apakah dirinya kemudian akan menempuh upaya lain atas pernyataan yang telah dlontarkan itu.
“Ya biasa saja,” imbuhnya.
Sebelumnya, BEM KM UGM menobatkan Presiden Jokowi sebagai alumnus paling memalukan. Ketua BEM KM UGM, Gielbran M Noor mengungkapkan setidaknya ada tiga alasan pihaknya menyematkan label tersebut kepada Jokowi.
Pertama, BEM KM UGM menilai indeks demokrasi sepanjang kepemimpinan Presiden Jokowi turun drastis.
Kedua, BEM KM UGM menyebut adanya kebobrokan konstitusi di masa pemerintahan Jokowi.
Ketiga, BEM KM UGM melihat indikasi upaya menghidupkan dinasti politik di Indonesia oleh Presiden Jokowi.
“Ketiga hal itu membuat Jokowi sangat pantas dinobatkan sebagai alumnus paling memalukan, karena tidak membawa nilai-nilai sebagai alumnus UGM yang seharusnya,” kata Gielbran.