Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Komite Mahasiswa Indonesia (KMI) Samsul Patria, menilai bahwa kunci keberhasilan Pemilu 2024 adalah, ketika disinformasi atau hoaks, ujaran kebencian, fitnah dan berbagai produksi black campaign bisa ditekan semaksimal mungkin.

Hal ini disampaikan karena Pemilu harus berjalan dengan damai dan lancar, karena dukungan aktif semua komponen bangsa Indonesia.

“Saya rasa cukup bisa menjadi tolok ukur bahwa semestinya sebagai bangsa yang telah melewati beberapa pristiwa demokrasi tersebut tentunya harus sadar akan pentingnya persatuan dan kesatuan,” kata Samsul dalam keterangannya kepada Holopis.com, Minggu (10/12).

Masyarakat juga harus sadar tentang bahaya hoaks dan disinformasi yang sangat mungkin merebak di kalangan masyarakat. Padahal salah satu ancaman adanya disinformasi tersebut adalah disimtegrasi bangsa.

“Masyarakat harus paham aspek-aspek yang sejatinya meruntuhkan solidaritas serta kepercayaan di tengah masyarakat, seperti misalnya mengonsumsi berita-berita yang bahkan tidak jelas asal muasalnya alias hoaks,” ujarnya.

Dua aspek ini dikatakan Samsul penting sekali dipahami oleh semua masyarakat dan elite politik, bahwa poin penting dari Indonesia adalah persatuan dan kesatuan. Sehingga jangan sampai Pemilu justru memicu disharmoni dan disintegrasi bangsa.

“Bahwa kontestasi politik adalah sementara, tetapi rasa persaudaraan serta persatuan dan kesatuan bangsa adalah selamanya. Itu yang harus dikampanyekan dan digaungkan bersama,” tegas Samsul.

Lebih lanjut, Samsul juga menyampaikan bahwa peran aktif kaum muda Indonesia sangat penting untuk memastikan Pemilu 2024. Yang mana melalui kaum muda tersebut, ajakan untuk perpartisipasi aktif masyarakat Indonesia lebih mudah. Apalagi dari populasi pemilih nanti, akan didominasi oleh kaum muda, yakni generasi Y atau generasi milenial Z (Gan Z).

Platform yang bisa dioptimalkan adalah media sosial. Bagi Samsul, media tersebut lebih efektif jika dimanfaatkan untuk mengampanyekan ajakan yang positif.

“Kaum muda adalah generasi emas, itu yang harus diberikan terhadap bonus domografi kita hari ini. Kaum muda adalah generasi yang presentasenya adalah generasi yang paling banyak mengakses media sosial, tentunya media sosial ini harus dimanfaatkan sebagai wadah dalam menggaungkan pemilu yang damai, kondusif serta berpengertian,” tuturnya.

Karena tujuan utama pemilu adalah melahirkan pemimpin yang kompeten dan kapabel sesuai pilihan rakyat. Maka memilih pemimpin harus dengan cara yang bermartabat dan tanpa paksaan.

“Artinya, ketika berbeda pilihan jangan dijadikan sebagai persoalan, karena kembali lagi kepada esensi dari pemilu adalah menciptakan pemimpin yang tentunya dapat memimpin rakyat Indonesia dan memenuhi hak-hak kita sebagai rakyat,” pungkasnya.