HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jika Sobat Holopis sering melihat linimasa di media sosial, pasti sering melihat kesengsaraan warga Rohingya hingga membuat mereka harus mengungsi di negara orang, seperti misalnya di Tanah Air.
Banyak pula yang menilai bahwa masyarakat Rohingya telah menjadi salah satu kelompok etnis yang paling terpinggirkan dan terusir di dunia.
Awal mula krisis ini dapat ditelusuri kembali ke beberapa dekade yang lalu, dengan akar masalah yang kompleks dan berkaitan dengan faktor sejarah, politik, dan juga etnis di Myanmar.
Sejarah Awal Mula Masyarakat Rohingya di Myanmar
Masyarakat Rohingya, adalah kelompok etnis mayoritas Muslim yang tinggal di negara mayoritas Buddha Myanmar. Mereka memiliki akar sejarah yang panjang di wilayah tersebut.
Sebagian besar warga Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine di barat Myanmar. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat Rohingya menghadapi ketidaksetaraan sistemik, diskriminasi, dan kebijakan diskriminatif yang diterapkan oleh pemerintah Myanmar.
Pada tahun 1982, pemerintah Myanmar mengeluarkan Undang-Undang Kewarganegaraan yang menyebabkan masyarakat Rohingya kehilangan hak kewarganegaraan dan diakui sebagai kelompok etnis yang sah. Hal ini membuat mereka menjadi manusia tanpa kewarganegaraan, dengan akses terbatas terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan.
Eskalasi Krisis Rohingya
Pada 2017, krisis mencapai titik puncaknya ketika kelompok pemberontak Rohingya yang disebut Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) melancarkan serangan terhadap pos keamanan Myanmar.
Membalas serangan ini, pasukan militer Myanmar melancarkan serangan balasan yang kejam terhadap masyarakat Rohingya, termasuk pembakaran desa, pemerkosaan massal, dan pembunuhan sistematis.
Serangan ini menyebabkan gelombang pengungsi besar-besaran ke negara tetangga, terutama Bangladesh. Pada Agustus 2017 saja, lebih dari setengah juta orang Rohingya mengungsi, menciptakan salah satu krisis pengungsi terbesar di dunia.
Konsekuensi Internasional dan Tantangan Kemanusiaan
Negara-negara Internasional pun tentu saja bereaksi keras terhadap kebrutalan yang dialami oleh masyarakat Rohingya. Mereka saat itu menyebutkan bahwa aksi ini adalah pembersihan etnis dan genosida.
Sanksi ekonomi dijatuhkan terhadap pemimpin militer Myanmar, dan banyak organisasi kemanusiaan bekerja keras untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya yang menghadapi kondisi hidup yang sulit.
Sedang Menjadi Kontroversi di Indonesia
Meski menjadi negara yang menampung warga Rohingya, saat ini keberadaan mereka menjadi kontroversi di antara masyarakat.
Banyak isu-isu tersebar di media sosial yang mengilai perilaku warga Rohingya di Aceh tidak mengundang simpati masyarAkat Indonesia.
Muncul pendapat bahwa mereka tidak bersikap tidak berterima kasih seperti tidak puas dengan makanan yang diberikan, dan juga lainnya.