HOLOPIS.COM, JAKARTA – Seniman dan budayawan asal Yogyakarta, Butet Kertaredjasa menyayangkan format klarifikasi dalam konferensi pers yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat. Yakni terkait dengan isu intimidasi yang dilakukan polisi kepadanya dan Agus Noor.
“Kalau memang Polri itu serius ingin melakukan klarifikasi, semestinya di dalam jumpa pers ini yang dihadirkan saya dan Agus Noor, penulis cerita dan sutradara, karena kami dua orang ini yang menyatakan adanya intimidasi,” kata Butet dalam keterangan video yang dikutip Holopis.com, Kamis (7/12).
Ia menilai aneh ketika yang diundang untuk menyampaikan klarifikasi adalah staf admin yang dianggapnya tidak tahu apa-apa soal tudingan intimidasi yang disampaikannya kepada Polisi.
“Bukan memaksa staf kami orang admin, mbak Indah yang tidak tahu apa-apa soal ada atau tidaknya intimidasi,” sambungnya.
Ia menyatakan bahwa intimidasi yang dilakukan Polda Metro Jaya saat itu adalah bukan melakukan tindakan fisik atau ungkapan secara verbal. Melainkan melalui surat yang diwajibkan untuk ditandatanganinya jika ingin izin pelaksanaan kegiatan pentas seninya di Taman Ismail Marzuki (TIM) bisa dikeluarkan.
“Sebab bagi saya dan Agus Noor, intimidasi itu tidak harus pernyataan-pernyataan verbal atau tindakan fisik, tapi surat yang harus saya tanda tangani untuk menyertai dapatnya izin,” ujarnya.
Surat pernyataan yang diminta Polisi untuk ia tandatangani adalah berkaitan dengan komitmen, bahwa agenda pentas seni tersebut tidak membawa-bawa konten politik.
“Bahwa saya harus berkomitmen tidak berbicara soal politik, itu adalah pembungkaman, itu melanggar Hak Asasi Manusia, membungkam kebebasan berekspresi yang sesungguhnya dijamin UU Dasar,” tukasnya.
Oleh sebab itu, Butet pun mempersilakan kepada Polri untuk benar-benar menunjukkan niat baiknya melakukan klarifikasi, tidak melakukan aktivitas yang cenderung terkesan buang badan dan cuci tangan.
“Jadi begitu pak Polisi, ayo klarifikasi yang tulus, undang saya dan Agus Noor, dan kita bercakap-cakap secara santai. Oke ?,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui Sobat Holopis, bahwa sekretariat Kayan Production, Indah menyampaikan bantahannya soal adanya dugaan intimidasi yang dilakukan Polri kepada Butet dan Agus. Ia menegaskan bahwa tidak ada intervensi yang dilakukan pihak kepolisian sebagaimana isu beredar.
Menurut Indah, dirinya yang mengurus langsung perizinan kepada pihak kepolisian. Surat izin kepada pihak kepolisian pun dilakukan sebelum acara pementasan. Bahkan ia mengaku bahwa dirinya lah yang mengurus perizinan kepada Kepolisian atas kegiatan pentas seni dan budaya berjudul “Musuh Bebuyutan” itu.
“Hanya mau menyampaikan bahwa saya memang yang melakukan pengurusan terkait surat-surat perizinan ke kepolisian. Lalu tidak ada intimidasi dalam penandatanganan surat tersebut,” kata Indah dalam konferensi persnya, Selasa (5/12).
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menambahkan, pihak kepolisian memang selalu melakukan pengamanan dalam setiap acara pentas budaya di Taman Ismail Marzuki (TIM), menteng, Jakarta Pusat. Bahkan, acara yang melibatkan capres-cawapres di TIM pun tetap berjalan sebagaimana mestinya dan mendapat pengamanan dari aparat.
“Kegiatan-kegiatan masyarakat di wilayah Jakpus, baik itu berupa seni budaya dan sebagainya, tentunya kami harus menjamin bahwa kegiatan tersebut berlangsung dengan aman,” ungkap Kapolres.