HOLOPIS.COM, JAKARTA – Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) akhirnya masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity UNESCO.
Ketetapan mengenai hal tersebut diputuskan dalam sesi sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Kasane, Republik Botswana, pada Rabu (6/12) kemarin.
Masuknya budaya sehat jamu yang sudah ada sejak abad ke-18 ini menambah rentetan kebudayaan Indonesia yang masuk dalam daftar WBTb UNESCO, seperti wayang dan batik.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, bahwa penetapan Jamu sebagai WBTb ini akan memperkuat upaya Indonesia untuk melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya Dunia.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada UNESCO yang telah menetapkan jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda,” kata Nadiem seperti dikutip Holopis.com dari laman resmi Kemdikbud, Kamis (7/12).
Nadiem menyampaikan, bahwa budaya sehat jamu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
“Sebagai salah satu warisan budaya kita, jamu mewakili hubungan yang mendalam, bermakna, dan harmonis antara manusia dengan alam,” tuturnya.
Dijelaskan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, jamu merupakan ramuan obat tradisional asli Indonesia yang dibuat dari bahan-bahan alami.
Ramuan ini memberikan banyak manfaat bagi manusia, mulai dari pencegahan, pengobatan, pemulihan, dan pemeliharaan kesehatan, hingga kecantikan.
Budaya ini, kata Himan, sudah dikenal sejak masa lalu, terbukti keberadaan jamu sudah disebutkan dalam relief, primbon, prasasti, dan kitab-kitab lama Nusantara.
“Kita pernah mengalami momen ketika kehidupan seperti berada pada titik terendah ketika pandemi melanda. Tapi ternyata, produk kebudayaan bernama jamu ini menjadi salah satu resep yang menyembuhkan, menguatkan, dan menyatukan kita,” jelas Hilmar.
Sebelumnya, Indonesia telah berhasil mencatatkan 12 Warisan Budaya Takbenda Dunia UNESCO, yaitu Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Bali (2015), Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020), dan Gamelan (2021).