HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menegaskan, bahwa masalah stunting masih menjadi persoalan besar yang harus sesegera mungkin diselesaikan secara gotong royong.
Sebab menurutnya, permasalahan stunting tidak hanya berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak, tetapi juga pada arah perekonomian nasional ke depan.
“Stunting masih menjadi persoalan besar yang mendesak untuk kita selesaikan bersama karena stunting tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, tetapi juga pada kesehatan, hingga kemampuan berpikirnya,” ujar Wapres dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (6/12).
“Anak stunting nantinya akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang produktivitasnya rendah, yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi, dan semakin menimbulkan persoalan ketimpangan dan kemiskinan,” sambungnya.
Sebagai informasi, Indonesia telah menargetkan penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024, dan zero stunting pada 2030 mendatang.
Namun untuk mencapai target pada 2024 tahun depan, membutuhkan waktu yang terbatas. Meskipun kata dia, pemerintah telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 30,8 persen pada 2018, menjadi 21,6 persen pada 2022.
Untuk itu, Wapres meminta semua pihak terutama pemimpin daerah fokus mengawal program percepatan penurunan kasus stunting, seperti bantuan pangan.
“Seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus memastikan adanya sinergi antarprogram dari tingkat nasional hingga desa,” tutur orang nomor dua Indonesia itu.
Dia mewanti-wanti agar bantuan stunting diberikan tepat sasaran dan tidak tumpang tindih dengan mekanisme pemberian bantuan yang sudah diberikan pemerintah.
Menurut Wapres, pemberian bantuan pangan tidak hanya dibutuhkan oleh anak stunting, tetapi juga penting diberikan kepada ibu hamil, juga kepada balita yang sehat untuk menjaga asupan gizi mereka agar tidak mengalami penurunan berat badan, utamanya ibu hamil dan anak-anak dari keluarga berisiko stunting.
Dia menyebut, tren angka stunting pada anak meningkat pada usia enam bulan sampai dengan satu tahun, yang antara lain disebabkan oleh pemberian makanan pendamping ASI yang tidak mencukupi.
“Oleh karena itu, bantuan pangan agar diorientasikan pada pemberian makanan pendamping ASI dengan gizi yang tepat dan berkualitas, di mana salah satu yang dibutuhkan adalah asupan protein hewani, seperti telur, ikan, dan lainnya,” tandasnya.
Wapres kemudian meminta pemda untuk melakukan edukasi masif kepada publik serta penyuluhan akan pentingnya pencegahan stunting.
Dengan demikian, kesadaran masyarakat akan terbangun, dan timbul keinginan untuk turut berpartisipasi aktif dalam mempercepat penurunan stunting.