HOLOPIS.COM, NUSA DUA – Setidaknya sebanyak 23 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat (Sumbar). Hal ini membuktikan belum maksimalnya upaya mitigasi bencana di Tanah Air.
Untuk itu, Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk terus menjalin koordinasi dan kerja sama.
“Ini supaya mereka kerja sama untuk bisa terus memantau, jangan sampai nanti akan terjadi bahaya tetapi tidak ada warning untuk pelarangan,” ujar Ma’ruf Amin dalam keterangan persnya di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, yang dikutip Holopis.com, Rabu (6/12).
Dalam kesempatan tersebut Wapres juga menanggapi adanya kabar maraknya pencurian alat pemantau gunung api, yang pada akhirnya membuat erupsi sulit dideteksi.
Menanggapi hal itu, Wapres pun meminta agar pihak pihak terkait untuk membenahi sistem peringatan gunung api, termasuk juga memperkuat penjagaan pada alat-alat pemantau gunung api.
“Jadi ke depan hal ini harus lebih dibenahi, terutama hal-hal yang bisa mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat terjadi (situasi) yang berbahaya,” ujar Wapres Ma’ruf.
Lebih lanjut, Kiai Ma’ruf juga menginstruksikan agar evakuasi para pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat segera dituntaskan.
“Saya kira pertama tentu korban-korban itu supaya segera dievakuasi, kerja sama tentu BNPB dan BPBD provinsi dan juga Kabupaten Agam dan Tanah Datar, ini supaya segera itu dievakuasi,” ujar Wapres.
Diketahui, Gunung Marapi hingga Rabu (6/12) pagi tercatat telah mengalami erupsi sebanyak 46 kali, sejak mengalami erupsi pertama kali pada Minggu (3/12) pukul 14.54 WIB. Gunung api dengan ketinggian 2.891 mdpl tersebut pun masih berstatus waspada atau level II.