Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hari Artileri Nasional berawal dari masa penjajahan Belanda, dimana saat itu Belanda melatih beberapa pemuda Indonesia untuk menggunakan atau mengoperasikan artileri.

Artileri sendiri adalah, senjata untuk melontarkan proyektil. Selain itu, pasukan tentara yang bersenjata berat dalam satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) juga disebut artileri.

Pelatihan yang diberikan Belanda, menjadi bekal para pemuda Indonesia untuk bisa mengoperasikan senjata.

Mereka yang dapat pelatihan artileri, antara lain Soerio Santoso, Memet Rahman Ali Soewardi, Sadikin, Oerip Soemohardjo, Raden Askari. R M Pratikno Suryosumarno, Tjhwa SiongPik, Giroth Wuntu, Rudy Pirngadi, Abdullah, J Minggu, Aminin, dan T B Simatupang.

Lalu pada 16 Agustus 1945, jadi awal para pemuda yang berlatih artileri mengambil alih sarana artileri demi mendukung kemerdekaan Indonesia. Kemudian, pada 5 Oktober 1945 pasca kemerdekaan Indonesia, lahirlah Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Saat itu, pelatihan secara khusus dipimpin oleh Kapten Soewandi dengan berbekal persenjataan hasil rampasan dari Jepang. Pelatihan ini bertujuan agar pemuda Indonesia mampu menghadapi Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 melawan tentara sekutu, dengan senjata artileri peninggalan Jepang.

Setelah Pertempuran Surabaya, pada 4 Desember 1945, Letnan Jenderal Urip Soemohardjo meresmikan Markas Artileri yang merupakan bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara (MBT) yang berkedudukan di Yogyakarta. Letnan Kolonel R.M Pratikno Suryo Sumarno ditunjuk sebagai Komandan Artileri Pertama Indonesia.

Komandan Diklat TNI Angkatan Darat menetapkan bahwa setiap tanggal 4 Desember diperingati sebagai Hari Artileri Nasional. Penetapan ini berdasarkan peresmian Markas Artileri pertama di Indonesia pada 4 Desember 1945.

Hingga saat ini, setiap tanggal 4 Desember diperingati pula sebagai Hari Korps TNI AD dan seiring perkembangan zaman berubah menjadi Hari Korps Armed TNI AD.

Artileri di TNI AD

1. Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) : terdiri dari Meriam dan peluru kendali antipesawat udara

2. Artileri Medan (Armed) : Meriam, howitzer, mortir berat dan roket.

Jenis-jenis Artileri :

Artileri Meriam pada dasarnya dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Gun
Gun adalah artileri yang memiliki laras panjang, kecepatan peluru yang tercepat, dan memiliki trajektori peluru cenderung lurus.

2. Howitzer
Howitzer adalah artileri yang memiliki laras yang relatif pendek, kecepatan peluru yang sedang, trajektori yang didesain lebih melengkung.

3. Mortir
Mortar adalah artileri yang memiliki laras paling pendek (L/14 ke bawah), kecepatan peluru yang lambat, dan trajektori sangat parabolik.