HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pakar kesehatan, Prof Zubairi Djoerban memberikan peringatan kepada masyarakat untuk mewaspadai kasus paparan Covid-19. Hal ini dengan melihat data kasus positif di Singapura selama dua pekan terakhir ini.
“Sepanjang 19-25 November 2023, Singapura terjadi mengalami kasus. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan sampai 2 kali lipat. Ada 22.094 kasus. Seminggu sebelumnya, kasus ada di angka 10.726,” kata Zubairi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (3/12).
Alasan mengapa angka kasus positif Covid-19 di Singapura karena dua faktor utama, yakni menurunnya kekebalan daya tubuh penduduknya, dan juga adanya lonjakan aktivitas perjalanan luar negeri di negara tersebut.
Atas adanya kasus itu, Zubairi mengimbau kepada masyarakat untuk waspada, jangan melakukan kunjungan ke negara yang memiliki data kasus positif tinggi, salah satunya Singapura untuk saat ini.
“Untuk Anda yang ingin traveling ke luar negeri, pastikan situasi lokal dan negara yang ingin dituju,” ujarnya.
Jika memang harus melakukan perjalanan ke negara tersebut, hendaklah mematuhi semua protokol kesehatan.
“Tetap jaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan ya,” pungkas Zubairi.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Kementerian Kesehatan (MOH) telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di wilayah mereka, karena meningkatnya penyakit yang menyerang sistem pernafasan manusia tersebut. Apalagi peningkatan kasus sampai dua kali lipat dibanding periode sebelumnya.
Bahkan Kementerian Kesehatan Singapura merekomendasikan untuk mereka yang berusia 60 tahun, rentan secara medis, dan warga fasilitas perawatan lansia agar mendapatkan vaksin dosis tambahan sekitar satu tahun setelah dosis vaksin terakhir. Begitupun dengan kelompok balita di usia 6 bulan ke atas.
Singapura mengalami kasus perdana kasus kematian akibat Covid-19. Saat itu terjadi pada seorang bayi laki-laki berusia 13 bulan. Ia mengalami gangguan pernafasan. Kemudian balita tersebut dilarikan ke Rumah Sakit dan dirawat di hari itu juga pada 10 Oktober 2023. Ia pun divonis mengidap Covid-19. Dua hari mendapatkan perawatan, pada tanggal 12 Oktober 2023 balita tersebut meninggal dunia akibat COVID-19. Hal ini menjadi kasus kematian anak-anak akibat COVID pertama tahun 2023 di negara tersebut.