HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kelompok Hamas mengklaim bahwa Israel menolak untuk menerima 7 sandera wanita, anak-anak, dan tiga jenazah yang meninggal dunia karena serangan mereka sendiri.
Menurut Hamas, para tahanan tersebut adalah satu-satunya yang masuk kategori dalam perjanjian yang mereka sepakati untuk dikembalikan.
Namun, Israel tetap tidak mau menerima masyarakat mereka tersebut. Meskipun sudah membuat perjanjian dengan Hamas.
“Ini terjadi meskipun ada konfirmasi melalui mediator bahwa kelompok ini adalah satu-satunya yang dimiliki (Hamas) dalam hal tahanan yang ada di kategori yang disepakati,” demikian disampaikan Hamas, dikutip Holopis.com, Kamis (30/11).
Perpanjang Gencatan Senjata
Israel dan Hamas baru saja kembali menyetujui perpanjangan gencatan senjata pada hari ini, Kamis (30/11). Gencatan senjata ini diperpanjang selama 2 hari, setelah 6 hari berlalu dan sudah dilakukan beberapa pembebasan sandera.
“Mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera, dan tunduk pada ketentuan kerangka kerja, jeda operasional akan terus berlanjut,” demikian pernyataan dari Israel, dikutip Holopis.com, Kamis (30/11).
Dalam pertukaran sandera yang mereka lakukan, Hamas membebaskan 16 sandera mereka dengan imbalan 30 orang warga Palestina dari Israel.
Meskipun sedang sama-sama diam karena mengembalikan sandera, kedua belah pihak masih menyebutkan siap untuk melanjutkan perang.
Gencatan Senjata Dimulai Sejak 24 November
Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, Israel dan kelompok Hamas pada hari Jum’at (24/11), memulai gencatan senjata yang direncanakan akan dilakukan selama 4 hari. Gencatan senjata ini dilakukan seiring dengan pelepasan 13 sandera warga Israel dan juga anak-anak.
Selain itu, sandera Palestina yang ada di Israel juga dibebaskan, namun tidak membeberkan berapa jumlah sandera Palestina yang dibebaskan.
Perlu diketahui juga, PM Israel Benjamin Netanyahu awalnya tidak menyetujui gencatan senjata hingga sandera Israel dibebaskan Palestina.
Namun setelah berbagai usaha, Israel dan Hamas setuju untuk melakukan senjata, dengan imbalan saling membebaskan sandera satu sama lain.