HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setelah melakukan gencatan senjata sementara, Israel dan Hamas akhirnya melepaskan tahanan serta sandera dari masing-masing pihak. Hamas, yang sebelumnya telah melepaskan beberapa sandera, menambahkan 12 sandera lagi.
Sementara Israel melepaskan 30 tawanan warga Palestina mereka. Ini merupakan hari kelima gencatan senjata telah dilakukan.
“12 tahanan telah dikirimkan ke Gaza, dan militer Israel telah mengonfirmasi bahwa 10 warga Israel dan 2 orang warga negara asing sudah bersama pasukan khusus di wilayah Israel,” demikian pernyataan resmi dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Tahanan yang dilepaskan Hamas adalah mereka yang masuk daftar dalam 240 tawanan yang mereka bawa setelah menyerang Israel. Sementara Israel membebaskan puluhan tahanan Palestina dari pusat penahanan di Yerusalem.
Meskipun belum ada persetujuan dari kedua belah pihak bahwa mereka akan menghentikan peperangan, namun keduanya setuju untuk menunda serangan sementara demi saling membebaskan tahanan.
Perlu diketahui, Israel telah memborbardir Palestina hingga menewaskan sekitar 15 ribu masyarakat sipil di sana. Aksi itu disebutkan sebagai balasan karena Hamas telah menyerang Israel dan membunuh 1,200 orang di sana.
Aksi Israel pun menerima kecaman dari dunia. Beberapa pemimpin dunia, termasuk Amerika Serikat mendesak PM Israel, Benjamin Netanyahu untuk menghentikan serangan, namun Netanyahu menolak dan bertujuan ingin menghabiskan pasukan Hamas.
Diberitakan Holopis.com sebelumnya, Gencatan senjata antara militer zionis Israel dan Hamas Palestina resmi diperpanjang selama dua hari ke depan. Perpanjangan gencatan senjata ini pun diharapkan akan memperbanyak jumlah sandera yang dibebaskan dari konflik yang terjadi di antara kedua kubu tersebut.
Dijelaskan oleh seorang juru bicara dari kementerian Qatar, bahwa Israel dan Palestina akhirnya sudah mencapai persetujuan terkait penundaan pertempuran mereka demi kepentingan kemanusiaan.
“Sebuah persetujuan telah dicapai untuk memperpanjang penundaan demi kemanusiaan selama dua hari di Jalur Gaza,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar, dikutip Holopis.com, pada Selasa lalu (28/11).