Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dai kondang Indonesia, Ustadz Khalid Basalamah melihat bahwa pemilu adalah wahana untuk saling unjuk diri bagi semua kontestan untuk menarik simpati publik. Salah satunya adalah dengan menunjukkan bahwa ia lebih pantas dipilih untuk memimpin setidaknya 5 (lima) tahun atau satu periode ke depan.

Ia menggaris bawahi, bahwa pertarungan politik ini seharusnya dilakukan dengan cara sportif, yakni menunjukkan kelebihannya tanpa harus menjatuhkan lawan politiknya.

“Kita bicara olahraga, kalau ada dua klub bola atau negara A dan negara B. Sportif dong. Yang namanya sportif, menang kalah harus bisa kita terima,” kata Ustadz Khalid dalam podcast Close The Door seperti dikutip Holopis.com, Selasa (21/11).

Bos Gazwah Enterprise tersebut mengatakan bahwa dalam pertandingan politik seperti itu, aksi saling menjatuhkan lawan politik hanya untuk mendegradasi dan mencari empati publik adalah sesuatu yang tidak perlu dilakukan. Apalagi sampai ada polarisasi di kalangan masyarakat hanya karena perbedaan pilihan politik semata.

“Di luar akal sehat menurut saya,” ujarnya.

Kembali dalam konteks pemilu, ia mengatakan bahwa konsep pemikiran yang harus ditanamkan di masing-masing calon pemimpin yang ikut berkontestasi dalam Pemilu 2024 harus sama, bahwa mereka merasa lebih mengutamakan untuk menunjukkan kualitas diri kepada masyarakat.

“Pemimpin ini makin jujur makin bagus, makin sportif main baik. Saya berharap setiap orang yang maju menjadi calon pemimpin maka dia berpikir untuk menunjukkan kualitas dirinya dengan real, bukan dengan menjatuhkan orang lain,” tuturnya.

Ketimbang sibuk mencari kesalahan dan kelemahan lawan politik, mengapa peserta pemilu itu tidak fokus pada diri sendiri. Jika memang ada yang tersaingi dari dirinya oleh rival politik, maka hal itu dijadikan bahan introspeksi diri untuk melakukan upgrade diri sehingga bisa setidaknya setara atau lebih dari rivalnya.

Bagi dia, konsep berpikir ini adalah hal yang ideal dilakukan dalam kontestasi politik elektoral sehingga menghasilkan pemilu yang demokratis dan beradab.

“Kenapa kita ndak tunjukkan jati diri kita saja, ini visi misi saya, ini program saya dan saya akan terapkan, tanpa saya harus saya mencari kesalahan pihak lain terus ngejatuhin,” tandasnya.