Respon Cepat atas Insiden Kericuhan Supporter di Gresik

Kericuhan supporter bola
Kericuhan supporter bola usai Gresik United vs Deltras. [Foto : Tangkapan Layar]

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kericuhan supporter usai laga Gresik United vs Deltras Sidoarjo, Minggu (19/11) lalu kembali mencoreng nama baik sepakbola Tanah Air. Terkait hal ini, Presdium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PN-SSI) Jawa Timur kemudian mengambil langkah cepat untuk turun sama-sama menyelesaikan insiden yang terjadi.

Sebelumnya diketahui, bahwa kericuhan tersebut terjadi di markas Gresik United yakni Stadion Gelora Joko Samudro, Minggu (19/11).

Tercatat, sebelumnya menurut keterangan Ketua Panpel Gresik Unitde, yakni Muhammad Syamsul Dluha, insiden tersebut menimbulkan korban, ada 28 korban, dimana 17 diantaranya supporter, dan 11 lainnya pihak kepolisian.

Kemudian, dikabarkan bahwa kericuhan tersebut terjadi bukan antar kelompok supporter, namun merupakan aksi protes supporter Gresik United terhadap manajemen timnya. Protes itu diluapkan supporter karena akibat dari hasil pertandingan dari Gresik United itu sendiri dalam beberapa laga terakhir.

Dalam kejadiannya, nampak bahwa ada gesekan antara oknum supporter dengan pihak kepolisian, yang kemudian dibalas dengan penembakan gas air mata ke arah supporter.

Di tengah kontroversi itu, suporter yang tergabung dalam Presdium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PN-SSI) Jawa Timur mengambil langkah cepat dengan melakukan penggalangan dana bagi korban dalam bentuk donasi terbuka yang dalam waktu semalam berhasil terkumpul Rp73 Juta. Dana itu akan disalurkan kepada korban, baik dari pihak suporter maupun teman-teman kepolisian yang menjadi korban.

Kemudian, PN-SSI Jawa Timur juga lantas turut menggandeng Ultras Gresik untuk bersilaturahmi dengan Kapolres Gresik Adhitya Panji Anom.

Silaturahmi tersebut dilakukan untuk membahas langkah-langkah strategis setelah insiden sekaligus menegaskan bahwa suporter sepakbola bukan musuhnya polisi, begitu juga sebaliknya.

“Kami juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak kepolisian atas insiden yang sebenarnya di luar kendali kami. Karena selama ini, yang kami tahu, kultur sepakbola Gresik tidak seperti itu (merusak dan menyerang polisi),” kata Ketua PN SSI Jawa Timur, Mimit Tirmidzi, sebagaimana informasi yang diterima Holopis.com.

Lanjutnya, Mimit berharap bahwa supporter sepakbola Jawa Timur bisa menahan diri agar tidak mudah disusupi pihak ketiga. Karena dampak dari kerusuhan suporter bisa berakibat fatal bagi sepakbola Tanah Air.

Selain itu, pernyataan juga datang dari mantan Ketua Umum Ultras Gresik, Tharom Muharom, ia menyampaikan bahwa langkah edukasi akan terus dilakukan di lingkup supporter.

“Kami sangat menyesal dan menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada pihak kepolisian. Kami akan terus melakukan edukasi kepada teman teman kami yang di bawah agar bisa lebih baik lagi,” ucapnya.

Hal ini kemudian diapresiasi oleh pihak kepolian, dalam hal ini Kapolres Gresik, Adhitya Panji Anom, ia mengucapkan terima kasih atas respons cepat yang dilakukan oleh suporter Jawa Timur.

“Karena tugas polisi hanya mengamankan bukan sebagai musuh suporter. Toh, bila polisi dan suporter bekerja sama, pasti ada banyak hal positif yang dihasilkan. Dan, itu sudah terbukti banyak hal positif dari kolaborasi polisi dan suporter,” ujar Adhitya.

Dalam hal ini, ada pun salah satu langkah kongkrit lain, dimana PN-SSI Jawa Timur bersama Kapolres Gresik membesuk beberapa korban atas insiden tersebut, seperti hal nya korban gas air mata di Gresik, serta membesuk para anggota kepolisian yang sedang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya.

Selain itu, dalam waktu dekat, Ultras Gresik dan Polres Gresik juga berencana melakukan aksi bersih-bersih Stadion Gelora Joko Samudra dari sisa – sisa insiden minggu kemarin.

Exit mobile version