HOLOPIS.COM, JAKARTA – Prabowo Subianto hadir dalam acara Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri’ yang diadakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, (13/11).
Dalam kesempatan tersebut, Capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini mendapat pertanyaan terkait dengan perdagangan bebas dari Dubes Jepang.
Ia menjawab, jika perdagangan bebas memang penting, tetapi harus ada keadilan dalam prosesnya termasuk soal pengolahan bahan mentah di dalam negeri.
Selain itu, Indonesia harus bisa menjadi negara dengan industri yang maju. Nantinya, hal itu akan berdampak pada meningkatnya lapangan pekerjaan dan pendapatan rakyat.
“Pada prinsipnya, kita perlu mempertahankan perdagangan bebas. Namun ada prinsip lain yang sangat penting bagi kami, yaitu prinsip kesetaraan, prinsip keadilan,” kata Prabowo dalam keterangan yang dikutip Holopis.com, Selasa (14/11).
“Jadi soal bahan mentah, kami merasa berhak untuk ingin maju seperti Jepang. Kami ingin menjadi negara industri. Kami ingin memproduksi barang-barang canggih,” tambahnya , menjawab pertanyaan dari Duta Besar Jepang.
Tujuannya lanjut Prabowo untuk menghapuskan kemiskinan di tanah air. Ia menyoroti masih banyaknya rakyat yang hidup dengan hanya mengandalkan pendapatan kurang dari 1 USD atau sekitar Rp 15.000-an.
“Kami juga ingin rakyat kami tidak mendapat upah minimum. Banyak orang yang hidup dengan penghasilan kurang dari 2 USD sehari, bahkan ada yang kurang dari 1 USD sehari,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, menjadi negara industri merupakan tujuan utama yang harus dicapai dalam menghapus kemiskinan. Prabowo pun akan membuka peluang bagi para investor luar negeri, tetapi pabriknya harus berada di Indonesia agar dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi pemuda-pemudi bangsa.
“Jadi kita harus memproduksi barang-barang industri. Kami harus mengolah sumber daya alam kami di Indonesia. Dan kami menyambut semua investor, tetapi kami ingin pabriknya ada di indonesia. Putra dan putri kita membutuhkan pekerjaan,” ujarnya.
“Kita butuh fair playing field, kita butuh kesempatan yang sama,” pungkasnya.