HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Lingkar Pemuda Indonesia (LPI), Muda Saleh bakal mendatangi Bareskrim Polri dalam rangka melaporkan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan anak buahnya, yakni Adian Napitupulu.
“Kami dari Lingkar Pemuda Indonesia (LPI) akan melaporkan saudara Hasto Kristiyanto dan Adian Napitupulu ke Mabes Polri,” kata Muda dalam keterangannya kepada Holopis.com, Minggu (12/11).
Laporan itu akan dibuat karena dua politisi PDI Perjuangan tersebut diduga telah melakukan tindak pidana hoaks dan ujaran kebencian serta pencemaran nama baik.
“Agenda pelaporan ini terkait dugaan pencemaran nama baik Kepala Negara, dan dugaan upaya menciptakan adu domba di sekitar Istana serta dan memicu hal yang tidak baik jelang Pilpres 2024,” ujarnya.
Rencananya, Muda dan rombongannya akan datang ke kantor Bareskrim Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada hari Senin (13/11) besok pukul 09.00 WIB.
Dalam paparannya yang lebih rinci, Muda mengatakan bahwa ada tiga poin penting yang menjadi dasar mengapa pihaknya mensinyalir bahwa Hasto dan Adian telah melanggar hukum. Antara lain ;
Pertama, pernyataan Hasto terkait adanya intervensi dari lingkungan sekitar Istana terhadap Mahkamah Konstitusi (MK). Jika memang ada, maka LPI pun minta agar hal tersebut dibuktikan Hasto kepada publik secara gamblang dan detail sehingga tidak hanya sekadar fitnah dan tudingan tanpa dasar.
“Kami minta hal tersebut dibuktikan kepada publik,” tegas Muda.
Alasan kedua adalah Hasto menyebut istilah “Mahkamah Keluarga”. Menurutnya, hal ini jelas menjurus kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) meski memang tidak menyebutkan nama secara gamblang.
Kemudian yang ketiga menurut Muda, adalah soal ucapan Hasto yang seolah-olah menjelaskan bahwa Menteri Sekretaris Negara, Pratikno yang berhubungan langsung dengan Hasto, dimana Pratikno dikatakan Hasto menangis saat menjelaskan kondisi dan adanya intervensi di sekitar istana Istana yang terjadi dan dirancang sejak lama. Namun ia menyayangkan klaim melankolis ini patut dipertanyakan sebab komunikasi antara Hasto dan Pratikno dilakukan melalui aplikasi pesan instan, WhatsApp.
“Padahal saat ditanya oleh Akbar Faisal, komunikasi tersebut terjadi atas pertemuan atau tidak, ternyata jawaban Hasto melalui WhatsApp,” tandasnya.
Dari ketiga poin tersebut, ia yakin betul bahwa ada agenda PDIP di bawah komando Hasto diduga kuat melakukan operasi untuk mendelegitimasi Presiden Joko Widodo di mata publik. Dan ini dilakukan tak lain karena persoalan persaingan politik yang tidak dewasa yang ditunjukkan oleh rival politik saat ini.
“Kami khawatirkan bahwa adanya dugaan atas upaya merusak kredibilitas Presiden Joko Widodo jelang akhir masa jabatan, yang merujuk pada kontestasi politik skala nasional yang dijalankan oleh Pasangan Calon, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka,” tukasnya.
Selain itu, LPI juga mencium adanya dugaan membuat adu domba di sekitar Istana antara Menteri Sekretaris Negara Pratikno dengan Presiden Joko Widodo atas tendensi redaksional yang disampaikan Hasto dalam tayangan Podcast milik Akbar Faizal Uncensored tersebut.
“Kami juga meminta tunjukkan bukti adanya intervensi yang telah dirancang sejak lama, intervensi di MK dan tanggung jawab atas pernyataan yang disampaikan oleh Hasto Kristiyanto,” tegas Muda.
Terhadap Adian Napitupulu, Muda Saleh juga menilai bahwa Aktivis 98 itu telah diduga melakukan agenda pencemaran nama baik Presiden yang menyebutkan adanya keinginan seseorang yang meminta rekomendasi gubernur dikasih, meminta rekomendasi presiden dikasih, meninta anak dan menantu jadi walikota pun dikasih.
“Meski memang tidak menunjukkan siapa sosok yang disebut, namun dalam sebuah percakapan interview, tampak hal tersebut sedang membicarakan soal Pilpres, dan dugaan besar kami yang ditujukan Adian adalah Presiden Joko Widodo,” ucapnya.
Jika itu diksi yang disampaikan untuk mengarah ke Presiden Jokowi, Muda juga mendesak agar Adian membuktikannya secara terbuka agar tidak terkesan bahwa Adian bersama tim PDIP untuk pemenangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD hanya suka menyebar fitnah, hoaks dan playing victim.
“Kami juga meminta bukti dimana, dan siapa yang meminta rekomendasi tersebut, padahal suara hasil Pemilu dari beberapa Pilpres menjelaskan bahwa adanya Jokowi Effect yang mendulang suara dari partai tempat Adian bernaung,” tandas Muda.
Dua sosok ini kata Muda Saleh, yakni Hasto Kristiyanto dan Adian Napitupulu diduga kuat telah melakukan adanya dugaan upaya untuk menciptakan kondisi yang bisa memicu stabilitas politik jelang Pilpres 2024 menjadi tidak baik, dan membuat kisruh negara.
“Jika keduanya tidak bisa menunjukkan bukti bukti terhadap apa yang dikatakan, maka besar dugaan kami keduanya menciptakan fitnah kepada kepada Presiden Joko Widodo,” pungkasnya.