HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bakal capres, Ganjar Pranowo menanggapi putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang sebatas memberhentikan Anwar Usman dari posisi ketua.

Dalam unggahan video di Instagram pribadinya, pria yang sempat tersangkut dalam kasus korupsi e-KTP itu pun mengaku gelisah dengan putusan Jimly dkk.

“Dari situ saya semakin gelisah dan terusik mengapa sebuah keputusan dari sebuah proses dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos, apa ada pertanggungjawabannya kepada rakyat secara hukum,” kata Ganjar dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (11/10).

Ganjar kemudian menyalahkan keputusan dengan masalah etik justru menjadi landasan dari hukum, bahkan masih dijadikan rujukan dalam kita bernegara.

“Mengapa hukum tampak begitu menyilaukan dan menyakitkan mata sehingga kita rakyat sulit sekali memahami cahayanya,” ujarnya.

Meski berstatus sebagai capres, Ganjar mengklaim memposisikan dirinya sebagai rakyat yang sudah gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang diklaim mau dihancurkan.

“Saya berharap masa depan Indonesia dapat dibangun dengan fondasi yang berdasar nilai-nilai luhur bangsa tanpa tendensi apa pun yang mencederai demokrasi dan keadilan,” tukasnya.

Ganjar Pranowo yang juga pernah berhadapan dengan masalah kasus pelanggaran HAM di desa Wadas ini kemudian mengajak melakukan perlawanan atas putusan konstitusi yang sudah ada saat ini dengan mengatasnamakan menegakan keadilan.

“Kita generasi yang ada saat ini punya tanggung jawab sejarah, apakah kita akan mengorbankan sejarah panjang Indonesia ke depan? Jawaban saya tidak, kita akan memastikan sejarah yang terang, kita pastikan demokrasi dan keadilan sampai selamanya,” serunya.

“Diam bukan sebuah pilihan, mimpi yang diimpikan sendirian hanya akan menjadi mimpi, mimpi yang di impikan bersama adalah kenyataan,” tutupnya.