HOLOPIS.COM, JAKARTA – PDIP terus megungkit sosok Wali Kota Medan, Bobby Nasution yang dianggap tidak tahu berterima kasih atas apa yang telah diberikan partai selama ini kepadanya.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengklaim, Bobby lebih memilih terlibat untuk manifestasi tiga periode dengan langkahnya yang telah diambil saat ini.
“Ketika hanya ambisi kekuasaan dan kemudian melibatkan diri dari manifestasi jabatan tiga periode,” kata Hasto dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (10/11).
Pria yang pernah disebut dalam aliran dana korupsi BTS itu pun menyinggung soal watak sistem gelap kekuasaan ketika loyalitas tidak dianggap sebagai nilai memperkokoh karakter seorang pemimpin.
“Tetapi itulah watak-watak sistem gelap kekuasaan ketika loyalitas tidak lagi dianggap sebagai suatu nilai yang memperkokoh karakter seorang pemimpin,” tudingnya.
Hasto bahkan menyebut hal itu tak mencerminkan pemimpin berprestasi. Namun, sama seperti Gibran, PDIP hanya sebatas meminta Bobby mundur dari PDIP sebagai solusi penuh dengan etika.
“Sebenarnya itu bukan pemimpin yang berprestasi karena itulah kami mengambil jalan baik-baik. Silakan, kalau sudah tidak cocok, ya mundur. Kami kasih waktu dan tindak kehormatan yang akan melanjutkan proses itu. Itu sangat tegas sesuai dengan etika kami minta untuk pengunduran diri,” tukasnya.
Padahal, lanjut Hasto, Bobby benar-benar mendapatkan keuntungan besar dari PDIP hingga akhirnya bisa sukses menjadi seorang Wali Kota Medan.
“Ya kami kan juga sudah memberikan hanya kepada Mas Bobby. Saat itu, pas Mas Bobby menyatakan komitmennya untuk memajukan Medan dan Sumatera, maka kami punya kader internal dan juga memberikan karpet merah kepada Mas Bobby,” klaimnya.