Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Haid adalah sebuah aktivitas biologis yang dimiliki oleh perempuan sebagai bagian dari wujud kesehatan alat reproduksinya. Walaupun tak sedikit perempuan yang jengkel ketika memasuki masa haid sebab derasnya darah kotor yang keluar dari vagina dan sering membuat fisik hingga psikis kurang nyaman.

Kondisi yang tak karuan ini tak jarang membuat perempuan males banget untuk mengganti pembalut. Hal ini karena dipicu oleh salah satu hormon yang mendominasi saat memasuki siklus menstruasi, yakni hormon progesteron.

“Wanita di usia puber biasanya mager, bisa nyeri haid, aduh males ngapa-ngapain, itu pengaruh hormon juga,” kata dr Novi Gracia, Sp.OG saat berbincang dengan Holopis.com di Rumah Sakit Mitra Keluarga Pamulang, Kamis (2/11).

Pun demikian, dokter spesialis kandungan ini pun mengimbau agar rasa males itu tetap dilawan setidaknya untuk mengganti pembalut. Sebab, mengganti pembalut sangat penting untuk menjaga kesehatan alat vital perempuan, apalagi jika sedang deras-derasnya.

“Nah, kalau misalnya mengganti pembalut, normalnya, minimal kalau lagi traveling oke lah 2 kali (sehari), tapi kalau lagi normal apalagi jumlah darahnya lagi banyak itu 4 sampai 6 kali dalam satu hari,” ujarnya.

Lantas bagaimana saat menstruasi pertama tiba ketika sedang traveling, naik gunung misalnya. dr Novi menyarankan agar segera mencari air mengalur untuk bisa membersihkan darah di vagina.

“Seharusnya diperlukan air yang mengalir. Kalau lagi travelling jangan melihat darahnya. Wah darahnya masih dikit nih, nanggung, jadi mau ngirit,” tuturnya.

Ia mengingatkan bahwa darah bisa menjadi media bagi kuman untuk bisa menyerang tubuh manusia, apalagi darah tersebut ada di bagian lubang kemaluan yang tentu bisa merambah ke batang vagina hingga ke bagian rahim. Jika demikian, maka jelas akan berdampak bahaya bagi kesehatan perempuan.

“Darah itu merupakan media kuman. Contoh periksa laboratorium dengan mikroskop kita kadang-kadang menggunakan media darah untuk menumbuhkan bakterinya,” tandas dr Novi.

“Nah, kalau kita nggak mengganti pembalut coba bayangkan, apalagi yang sampai 24 jam. Mager ke kamar terus, nggak ganti-ganti, nggak mandi lagi. Jangan menunggu ada gejala baru nanti repot-repot konsul,” sambungnya.