HOLOPIS.COM, JAKARTA – PDIP mengklaim ada campur tangan sejumlah pihak dalam pelaksanaan Pemilu 2024, termasuk dalam penentuan sosok capres dan cawapres.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto bahkan mengklaim mendapat pengakuan dari sejumlah pimpinan parpol bahwa mereka diintimidasi oleh penguasa dalam penentuan sosok cawapres. Padahal, notabene diketahui PDIP sendiri adalah partai penguasa pada saat ini.

“Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian, lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan,” kata Hasto dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Senin (30/10).

Hasto kemudian juga masih tidak terima dengan keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai pencalonan seseorang menjadi cawapres dan menyebutnya pelanggaran konstitusi.

“Indonesia negeri spiritual. Di sini moralitas, nilai kebenaran, kesetiaan sangat dikedepankan. Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobidience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia,” klaimnya.

“Ke semuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK,” imbuhnya.

Hasto kemudian melempar tanggung jawab bahwa kesalahan tersebut saat ini ada pada Jokowi sebagai presiden dan bukan PDIP sebagai partai penguasa.

“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan Konstitusi,” tutupnya.