HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti seluruh masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem di masa peralihan musim kemarau ke musim hujan alias musim pancaroba.

“Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan, mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Senin (30/10).

Dwikorita mengatakan pada saat musim pancaroba, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.

Namun secara umum, cuaca di pagi hari biasanya cerah, kemudian mulai tumbuh awan pada siang hari, dan hujan menjelang sore hari atau malam hari.

“Awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya keabu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir dan angin,” tutur Dwikorita.

Lebih lanjut, Dwikorita juga mewanti-wanti masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor, seiring dengan curah hujan yang mulai tinggi.

“Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati,” tuturnya.