HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing mulai masuk kembali ke Indonesia pada pekan keempat Oktober 2023, setelah pada pekan sebelumnya aliran modal asing yang keluar mencapai Rp5,36 triliun.
Tercatat, aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik Indonesia pada pekan keempat Oktober ini mencapai Rp1,04 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 23-26 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,04 triliun,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (29/10).
Aliran modal asing tersebut terdiri dari beli neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,18 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,57 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,44 triliun di Sekuritas Bank Indonesia (SRBI) .
Adapun sepanjang tahun 2023, data setelmen BI menunjukkan aliran modal asing yang masuk ke pasar SBN mencapai Rp47,14 triliun. Kemudian untuk SRBI aliran modal asing yang masuk mencapai Rp11,8 triliun.
Kendati begitu, BI juga mencatat adanya modal asing yang keluar melalui pasar saham pada periode yang sama sebesar Rp11,11 triliun.
Sebagai informasi, masuknya modal asing ke Indonesia merupakan dampak dari keputusan BI yang beberapa waktu lalu menaikkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, bahwa kenaikan suku bunga itu dilakukan untuk menyelamatkan mata uang rupiah yang terus melemah akibat ketidakpastian global yang terjadi saat ini.
“Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak mengingat tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk mitigasi dampaknya terhadap inflasi,” jelas Perry dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Dengan adanya aliran modal asing yang masuk tersebut, nilai tukar rupiah diharapkan dapat kembali menguat.